Sesosok mayat ditemukan di sekitar lapangan sepakbola Kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Senin, 23 April 2012 sekitar pukul 06.00 WIB. Mayat berjenis kelamin perempuan itu pertama kali ditemukan mahasiswa yang tengah melintas di lokasi.
Saat ditemukan, mayat dalam kondisi tengkurap mengenakan jaket warna biru, kaus putih, dan celana jin. Di dekat mayat pula ditemukan helm warna merah. Penemuan ini segera dilaporkan ke Polsek Lakarsantri.
Polisi dan petugas inafis yang tiba segera melakukan olah TKP. Polisi menyimpulkan perempuan yang telah menjadi mayat itu diduga kuat korban pembunuhan. Ini karena di tubuhnya ditemukan tanda memar di bagian dada kiri dan kanan. Sedangkan di bagian leher terdapat bekas jeratan.
Polisi juga menyebut mayat diduga bernama Tania Eka Damayanti (23) warga Gunungsari Indah, Surabaya. Ini karena di sekitar lokasi ditemukan tas berisi ponsel sekaligus KTP yang diduga milik korban.
Selesai melakukan olah TKP, petugas selanjutnya mengevakuasi mayat ke RSU dr Soetomo untuk pemeriksaan lanjutan. Untuk memastikan identitas korban, polisi lantas mendatangi lokasi tempat tinggal korban.
Namun dugaan awal soal identitas korban ternyata salah. Karena Tania ternyata masih hidup. Sedangkan mayat yang ditemukan merupakan teman Tania bernama Ayu Cahyawati (21), warga Jalan Purwodadi, Surabaya.
Tania juga memberikan keterangan bahwa sebelum ditemukan tewas, dia dan Ayu sempat pulang diantar seorang pria berboncengan motor bertiga. Pria itu bernama Miftalana alias Boim.
Sedangkan tas miliknya memang dipinjam untuk membawa peralatan make-up Ayu. Dari keterangan itu, polisi lantas memburu Miftalana yang ternyata diketahui hilang setelah penemuan mayat Ayu.
Lima hari setelah perburuan, Miftalana akhirnya berhasil ditangkapi. Pria 21 tahun itu ditangkap di tempat asalnya Ciamis, Jawa Barat dan segera dikeler ke Surabaya.
Kapolrestabes Surabaya saat itu Kombes Tri Maryanto mengatakan antara Mifta dan Ayu diketahui baru saling kenal beberapa hari. Karena dianggap sebagai muncikari, Mifta lalu minta tolong kepada Ayu untuk dicarikan seorang gadis yang masih perawan.
Permintaan Mifta tersebut kemudian disanggupi. Ayu lantas menghubungi Mifta melalui SMS dan mengatakan jika dia bisa menyediakan seorang perawan dengan tarif Rp 2 juta.
(abq/iwd)