Rumah Tempat Ganja Sintetis Diproduksi Pabrik Narkoba Terbesar di Indonesia

Rumah Tempat Ganja Sintetis Diproduksi Pabrik Narkoba Terbesar di Indonesia

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Rabu, 03 Jul 2024 20:03 WIB
Pengungkapan pabrik ganja sintetis di Kota Malang yang disebut terbesar se-Indonesia.
Pengungkapan pabrik ganja sintetis di Kota Malang yang disebut terbesar se-Indonesia. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Kota Malang -

Pabrik rahasia atau clandestine laboratory yang digerebek di sebuah rumah di Jalan Bukit Barisan, Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang ternyata terbesar di Indonesia. Polisi mengamankan 1,2 ton ganja sintetis siap edar dan bahan baku setara 2 ton yang siap diproduksi di rumah itu.

"Barang bukti yang diamankan yakni ganja sintetis seberat 1,2 ton, 25 ribu butir pil ekstasi, 25 ribu butir pil xanax," kata Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada saat konferensi pers di TKP, di Kota Malang, Rabu (3/7/2024).

"Kami juga menemukan 40 kilogram bahan baku yang setara dengan 2 ton produk jadi. Total zat kimia yang kami amankan bisa diproduksi menjadi 2,1 juta butir pil ekstasi," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya itu, polisi juga menemukan sejumlah peralatan yang digunakan untuk memproduksi ganja sintetis dan produk narkoba lainnya di rumah tersebut. Di antaranya adalah mesin pencacah.

"Selain itu, di dalam pabrik narkoba tersebut juga ditemukan adanya mesin pencacah, mesin pencetak, mesin pemanas, beserta cooler-nya," katanya.

ADVERTISEMENT

Wahyu menyatakan bahwa clandestine laboratory produsen ganja sintetis di Kota Malang itu merupakan yang terbesar di Indonesia. Bukan tanpa alasan, Wahyu menyatakan sebelumnya polisi belum pernah mengungkap barang sitaan ganja sintetis sebesar itu.

"Jadi kenapa ini disebut terbesar di Indonesia, karena 1,2 ton sinte ini adalah yang terbesar kami ungkap di Indonesia," tandasnya.

Lima orang tersangka diamankan dalam penggerebekan yang dilakukan kemarin. Kelimanya bukan merupakan warga Malang, melainkan warga Bekasi, Jawa Barat.

"Untuk di Malang kami mengamankan 5 tersangka warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Mereka adalah FP (21), DA (24), AR (21), YC (23), SS (28)," ujar Wahyu.

Kelima tersangka itu akan dijerat dengan pasal 113 ayat 2 subsider pasal 114 ayat 2 subsider pasal 102 ayat 2 junto pasal 132 ayat 2 UU 35 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun penjara dan maksimal hukuman mati, serta denda minimal Rp 1 miliar dan maksimal Rp 10 miliar.

Pengungkapan pabrik ganja sintetis di Kota Malang yang disebut terbesar se-Indonesia.Pengungkapan pabrik ganja sintetis di Kota Malang yang disebut terbesar se-Indonesia. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)

Sebelumnya, Wahyu menyebutkan bahwa keberadaan laboratorium rahasia atau clandestine laboratory itu diungkap berdasarkan dari hasil pengembangan kasus sebelumnya di Jakarta Selatan.

Dia menjabarkan bahwa dalam kasus sebelumnya polisi menemukan lokasi transit narkoba jenis ganja sintetis di salah satu apartemen yang berada di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.

"Ini merupakan hasil pengembangan dari temuan tempat transit sinte di wilayah Kalibata. Saat itu kami mengamankan 23 kg sinte (ganja sintetis)," ujarnya.

Dalam operasi di Kalibata itu, selain mengamankan 23 kg ganja sintetis polisi juga berhasil menangkap 3 orang tersangka yang berasal dari Kabupaten Bekasi.

"Dari hasil pengembangan dan melakukan profiling, kami dapat petunjuk bahwa barang itu berasal dari pabrik di Malang. Kami telusuri dan berhasil mengungkap clandestine laboratory di Malang pada 2 Juli 2024 kemarin," terangnya.

Pabrik di Malang tersebut, kata Wahyu, memproduksi 3 jenis produk. Selain ganja sintetis (tembakau gorilla) para tersangka diduga juga memproduksi ekstasi dan xanax (obat penenang).

Bedasarkan keterangan dari salah satu warga setempat berinisial R, rumah tempat pabrik ganja sintetis yang digerebek polisi itu dahulu merupakan tempat usaha foto kopi.

"Itu dulunya tempat foto kopi, tapi sudah tutup sejak Pandemi," ujar warga itu kepada sejumlah awak media, Selasa sore.

Dia mengaku rumah itu selalu terlihat kosong sejak usaha foto kopi ditutup. Dia tidak tahu siapa yang kemudian mengontrak rumah itu saat ini.

"Sering lewat terlihat kosong, tidak ada penghuninya. Saya juga kurang tahu sekarang siapa yang mengontrak," katanya.




(dpe/iwd)


Hide Ads