Nyali Besar Kevin Edarkan Sabu di Depan Kantor Polisi

Round Up

Nyali Besar Kevin Edarkan Sabu di Depan Kantor Polisi

Dida Tenola - detikJatim
Selasa, 04 Jun 2024 19:09 WIB
Pengedar sabu Gresik
Kevin saat diperiksa polisi. (Foto: istimewa)
Gresik -

Sepak terjang Kevin Faresa terjun di bisnis haram memang baru seumur jagung. Tapi, pria berusia 27 tahun ini bernyali besar untuk mengedarkan sabu-sabu. Dia berani menjajakan sabu di depan kantor polisi.

Nyali Kevin memang bukan main. Tak cuma kantor polisi, dia juga mengedarkan sabu di depan kantor balai desa. Rupanya dia memang sengaja memilih tempat-tempat ramai.

"Biasanya transaksi ranjau di sekitar balai desa atau kantor polsek. Meski ramai aktivitas, namun tidak banyak yang curiga," beber Kevin, Senin (3/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kevin mengaku dipasok sabu oleh temannya berinisial NA. Saat ini NA masih diburu polisi.

Selain sabu, NA juga memberikan nama-nama pembeli sabu yang sudah disasar. Jadi Kevin tinggal menunggu perintah.

ADVERTISEMENT

"Hanya menerima dan mengantarkan barang saja kepada pembeli," katanya.

Setahun ini Kevin bertransaksi sabu dengan pelanggannya di kawasan Gresik Selatan. Tapi sepandai-pandainya Kevin menjajakan narkoba, tetap saja terendus polisi.

Kevin diringkus di sekitar kantor Balai Dusun Jenggolok, Desa Gedangkulut, Cerme. Dia tertangkap basah membawa 13 poket sabu.

"Kita menyita 13 klip sabu siap edar dari tangan tersangka dengan berat total berkisar 6 gram," terang Kasatreskoba Polres Gresik Iptu Joko Suprianto kepada detikJatim.

Meski baru setahun mengedarkan sabu, Kevin rupanya sudah punya jaringan pelanggan yang luas.

"Pelaku ini merupakan salah satu sindikat pengedar di wilayah Gresik Selatan. Pelanggannya berasal dari beberapa wilayah, mulai dari Kecamatan Cerme, Duduksampeyan, Benjeng, Balongpanggang, hingga Menganti," tambah Joko.

Joko melanjutkan, harga sabu yang diedarkan oleh Kevin beraneka ragam. Ada paket hemat 0,5 gram sabu yang dihargai Rp 300 ribu. Selain itu ada paket supra di atas 0,5 gram yang jelas lebih mahal yakni senilai Rp 500 ribu.

"Sasarannya di kalangan anak muda dan para karyawan perusahaan," ungkapnya.

Setelah menangkap Kevin, kini polisi mengejar NA. Beberapa petunjuk sudah dikantongi polisi. Salah satunya bukti percakapan NA yang didapat dari handphone Kevin.

"Memang kerap berinteraksi dan mendapat pasokan barang. Kami masih berupaya memburu DPO tersebut untuk proses penyidikan lebih lanjut," tukas Joko.




(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads