Para pesilat itu berinisial CDR (18), AWS (18), MNA (19) warga Banjaran, Driyorejo, dan EG (19) ADS (18) warga Banyuurip, Kedamean Gresik. Sementara satu pelaku lainnya masih berstatus sebagai ABH (anak berhadapan dengan hukum).
Dengan memakai kaus oranye bertuliskan Tahanan Polres Gresik, keenam pelaku berjalan dari Rutan Polres Gresik menuju Lobby utama. Mereka dipampang oleh polisi untuk mengikut pers rilis di Polres Gresik.
Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan mengatakan dari hasil pemeriksaan dan penyelidikan, para pelaku terbukti melakukan pengeroyokan terhadap dua pesilat di lokasi yang berbeda. Namun, salah satu korban meninggal setelah menjalani perawatan selama 5 hari di rumah sakit.
"Sebenarnya di warung tersebut ada sekitar 15 orang yang berkumpul. Tapi yang melakukan pengeroyokan ada 9 orang," kata Aldhino Prima Wirdhan kepada detikJatim, Jumat (24/5/2024).
"Untuk 6 orang kita tetapkan sebagai tersangka. Tapi satu pelaku berstatus ABH. Sementara tiga lainnya masih DPO," pungkasnya.
Sebelumnya, nasib nahas menimpa SW (20), salah satu anggota perguruan silat asal Sidoarjo. Warga Ponokawan, Krian itu meninggal dunia usai dihajar gerombolan pesilat.
Aksi pengeroyokan tersebut terjadi pada Minggu (19/5) lalu. Saat itu sekelompok pesilat sedang melakukan sweeping untuk mencari perguruan silat lainnya yang sedang latihan.
Namun nahas, korban yang saat itu hendak ke tempat latihan perguruannya di Desa Banjaran, Driyorejo bertemu dengan gerombolan pesilat dari perguruan lain. Korban lalu dikeroyok oleh para pesilat tersebut hingga mengalami luka di bagian kepalanya akibat dipukul botol kaca.
Korban sempat mengalami koma selama 4 hari saat menjalani perawatan di RS Petrokimia Gresik. Lantaran semakin kritis, korban dirujuk ke RSU dr Soetomo Surabaya. Namun, korban akhirnya menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis (24/5) sekitar pukul 21.00 WIB. (abq/iwd)