Lima pelaku penyimpan dan peracik petasan di Dusun Tempel, Desa Teguhan, Paron, Ngawi diamankan polisi. Mereka mengaku belajar membuat petasan secara otodidak dari media sosial.
"Mereka meracik bahan peledak untuk jadi petasan itu belajar dari video di YouTube dan Facebook," ujar Kapolres Ngawi AKBP Argowiyono saat dikonfirmasi detikJatim, Rabu (10/4/2024).
Bahan peledak yang pelaku pakai, kata Argowiyono, mereka beli dari toko online dan toko pertanian di Ngawi. Dari 5 pelaku mereka bekerjasama mulai membuat petasan sejak awal Ramadan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka beli bahan petasan dari toko online dan toko pertanian di Ngawi," kata Argowiyono.
Argowiyono menambahkan kelima pelaku yang masih di bawah umur saat ini masih menjalani pemeriksaan oleh unit PPA Satreskrim Polres Ngawi.
Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP Joshua Peter Krisnawan menyampaikan penggerebekan rumah produksi petasan di bekas ponpes tersebut berawal dari informasi warga.
"Atas informasi warga kita berhasil melakukan penggerebekan ini. Kepada masyarakat kita imbau tidak takut melapor jika ada yang merasa tidak nyaman di lingkungannya," tandas Joshua.
Sebelumnya, Satreskrim Polres Ngawi menggerebek sebuah masjid di bekas Pondok Pesantren Dusun Tempel, Desa Teguhan, Kecamatan Paron, Ngawi. Dari dalam masjid itu disita 68 petasan berbagai ukuran siap pakai yang akan diledakkan usai Salat Idul Fitri besok pagi.
"Jadi kami mengamankan sebanyak 68 petasan berbagai ukuran dari sebuah masjid yang dulunya merupakan bekas Pondok Pesantren," ujar Kapolres Ngawi AKBP Argowiyono saat dikonfirmasi detikJatim, Selasa (9/4/2024).
(abq/iwd)