Trauma mendalam dialami anak selebgram asal Malang, Aghnia Punjabi berinisial CA. Balita berusia 3,5 tahun ini babak belur usai dianiaya pengasuhnya, IPS (27). CA tak hanya mengalami luka pada fisiknya, namun, ia juga mengalami trauma.
Aghnia menyebut, putrinya masih mengalami trauma. Beberapa kali dirinya mendengar dan melihat buah hatinya mengigau saat tertidur.
"Iya masih seperti ketakutan. Pas waktu tidur 5 kali dia mengigau ketakutan. Setelah saya sadarkan, baru bisa tidur lagi," kata Aghnia Punjabi, Minggu (31/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, CA tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Sementara itu, Polresta Malang Kota telah menurunkan tim trauma healing untuk melakukan pendampingan terhadap korban. Tidak hanya itu, polisi juga sedang melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap pelaku.
Aghnia Punjabi pun tak kuasa menahan tangis saat menceritakan bagaimana dirinya mengetahui kekejaman pengasuh putri sulungnya selama hampir satu tahun ini. Hatinya hancur melihat putrinya yang masih balita babak belur dianiaya tersangka.
Ia mengaku saat kejadian dirinya tengah berada di Jakarta. Ia baru mengetahui setelah satu suster lain mengirim foto kondisi CA yang diduga telah dianiaya tersangka.
Menurut Aghnia, perbuatan keji tersangka dapat dilihat sendiri di rekaman CCTV yang diunggahnya. Hanya karena keajaiban Tuhan, putri sulungnya masih bisa bertahan.
"Kalau anak ini enggak dikasih keajaiban sama Allah mungkin sudah enggak ada. Karena benar-benar dihajar bukan kayak anak kecil lagi, dikejar ke sana kemari. Itu anak usia 3 tahun tidak ada yang menolong," tuturnya.
Aghnia mengungkapkan, motif tersangka menganiaya putrinya karena dendam. Ia menyiksa korban hanya karena tidak mau diobati lukanya.
"Katanya nggak mau diobati, dan itu menjadi motif untuk menyiksa anak saya," tuturnya.
Ibu dua anak ini mengaku telah menaruh curiga selama satu tahun tersangka bekerja. Ketika melihat adanya bekas cubitan pada tubuh putrinya.
Namun, lagi-lagi Aghnia mencoba mengabaikan kecurigaannya itu. Sebab, dia melihat sikap IPS yang begitu sopan.
"Selama satu tahun ini, ada beberapa hal yang mencurigakan. Seperti ada bekas cubitan, cuman saya melihat susternya (tersangka) dengan perangai yang sangat sopan. Jadi saya masih percaya sama susternya, tapi dibuktikan di hari ini," ujarnya.
Sementara itu, Aghnia mengaku punya alasan untuk mempekerjakan pengasuh. Meskipun pilihan tersebut banyak dikeluhkan masyarakat pascakejadian yang menimpa putri sulungnya.
"Sebagai ibu saya terpukul, banyak yang menyalahkan saya kenapa harus pakai suster dan sebagainya. Yang tahu kehidupan saya adalah saya sendiri, kebutuhan orang masing-masing berbeda-beda. Dan saya tidak punya masalah dengan suster ini," akunya.
Saat ini, polisi telah menetapkan IPS sebagai tersangka penganiayaan terhadap anak selebgram asal Malang, Aghnia Punjabi. Penganiayaan itu terungkap akibat kebohongan sang suster yang melapor ke Aghnia bahwa CA terjatuh hingga mengalami memar di matanya.
Kapolresta Malang Kota Kombes Budi Hermanto mengatakan, diketahui ada tindakan kekerasan terhadap anak sang selebgram. Suster pengasuh itu telah memukul, menjewer, mencubit, bahkan menindih korban.
"Dan hasil sementara visum, ada bentuk luka memar pada mata sebelah kiri. Ada luka goresan di kuping di sebelah kanan dan kiri, begitu juga dengan bagian kening ataupun jidat," terangnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Malang Kota Kompol Danang Yudanto mengatakan, tersangka berdalih ada beberapa faktor pendorong yang menyebabkan ia tega menganiaya korban. Salah satunya, karena saat itu ada keluarga tersangka yang sakit.
"Pengakuan dari tersangka ada beberapa faktor pendorong personal. Pada saat itu ada salah satu anggota keluarga tersangka yang sedang sakit. Namun itu tidak bisa dijadikan alasan pembenar apapun untuk melakukan kekerasan terhadap anak," tegas Danang, Minggu (31/3/2024).
Diketahui, IPS telah bekerja hampir satu tahun untuk mengasuh CA, putri sulung Aghnia Punjabi. Dia berdalih baru saja bercerai dengan suaminya dan telah memiliki anak berusia 2,5 tahun.
"Jadi memang statusnya memang cerai hidup dan masih memiliki seorang anak di kampung halamannya berusia 2,5 tahun," terangnya.
Sementara itu, berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, motif IPS menganiaya CA karena jengkel korban tidak mau diberi obat oles untuk luka cakar di wajahnya.
"Motifnya adalah tersangka ini merasa jengkel dengan korban akibat ketika itu korban ingin diobati karena bekas cakaran yang ada di tubuh korban. Namun, korban menolak, tidak mau (diobati)," kata Danang.
(hil/fat)