Polisi Periksa 2 Saksi Baru Dugaan Penganiayaan Siswa SMP Al Izzah Batu

Polisi Periksa 2 Saksi Baru Dugaan Penganiayaan Siswa SMP Al Izzah Batu

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Rabu, 06 Mar 2024 11:53 WIB
Al Izzah Kota Batu
Al Izzah Leadership School, Kota Batu, (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim/file)
Kota Batu -

Polres Batu kembali melakukan pemeriksaan saksi di kasus dugaan penganiayaan siswa kelas 7 SMP di Al Izzah Leadership School, Kota Batu. Ada 2 saksi baru yang akan diperiksa penyidik, hari ini (6/3/2024).

"Pemeriksaan saksi-saksi sampai saat ini masih berlanjut. Hari ini ada 2 saksi baru yang akan kita periksa. Mereka masih teman korban yang ada di TKP saat itu," ujar Kasat Reskrim Polres Batu AKP Rudi Kuswoyo, Rabu (6/3/2024).

Seperti diketahui,Selasa (5/3) penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Batu telah mendatangi Sekolah Al Izzah yang berada di Jalan Indragiri, Sumberejo, Kecamatan/Kota Batu. Petugas datang untuk melakukan pemeriksaan kepada 4 saksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemarin itu kan ada 4 saksi dari teman korban sudah kita periksa. Karena semua masih di bawah umur jadi kita kerahkan dari unit PPA," terang Rudi.

Diketahui, siswa kelas 7 SMP Al Izzah berinisial JD (12) diduga dianiaya oleh temannya berinisial F. Dugaan penganiayaan itu terjadi di asrama pada Minggu (3/3).

ADVERTISEMENT

Kakak korban, Agus Setyawan (29) mengatakan, awal mengetahui kejadian yang menimpa adiknya itu setelah mendapat laporan dari salah satu pengasuh di asrama. Pengasuh asrama itu menyampaikan bahwa JD terlibat perkelahian.

"Saya dikabarin pengasuhnya. Penyampaiannya waktu itu berantem sama temennya karena ejek-ejekan dan dijelaskan kalau mukanya agak sakit. Setelah itu, selang sekitar 1 jam saya telepon adik saya," ujarnya kepada detikJatim, Senin (4/3).

Pada saat telepon itulah JD menceritakan kronologi yang telah dia alami kepada Agus. JD mengatakan bahwa peristiwa itu memang bermula saat JD bersama dengan F, temannya dan teman-teman korban lainnya saling ejek soal Ambalan Pramuka di kamar asrama.

Tiba-tiba F marah karena tidak terima dengan ejekan JD kemudian melayangkan pukulan beberapa kali kepada adik Agus. Teman-temannya yang melihat ketakutan dan tidak berani memisahkan keduanya.

"Temannya yang di kamar itu langsung lari keluar minta pertolongan. Tidak berselang lama teman-teman JD datang dan memisahkan mereka. Pada saat itu F juga sempat mengancam teman JD yang (berupaya) misahin (memisahkan) mau dipukuli juga," terang Agus.

Mendengar cerita adiknya, Agus meragukan keterangan pengasuh asrama terkait JD terlibat perkelahian dengan F. Sebab saat ditanya, JD mengaku tidak memberikan perlawanan sama sekali saat dipukuli oleh F.

"Sampai saya pastikan apakah bales mukul? Dan kata adik saya bilang tidak. Artinya ini bukan perkelahian tapi bentuk penganiayaan karena adik saya tidak membalas sama sekali saat dipukuli itu," ungkapnya.

Pria yang tinggal di Bantur, Kabupaten Malang itu langsung melaporkan kejadian itu ke Polres Batu. Dia bersyukur setelah melaporkan perkara itu, petugas langsung bergerak cepat melakukan penyelidikan.

"Begitu dengar kabar ini, keluarga langsung laporan ke Polres Batu dan langsung memperoleh respons cepat. Petugas langsung datang ke Mahad Al Izzah dan sudah dilakukan visum serta proses laporan," kata Agus.

Dia menyampaikan, jalur hukum yang ditempuh ini bertujuan untuk memberikan efek jera dan pembelajaran. Sebab jika tidak mengambil langkah hukum, dikhawatirkan kejadian serupa kemungkinan bisa terjadi lagi.

"Saya sangat menyayangkan perbuatan tersebut karena tindak kekerasan dalam bentuk apapun tidak dibenarkan. Ini juga menjadi kekhawatiran kami apalagi beberapa waktu lalu sempat ada kekerasan di salah satu ponpes di Kediri sampai meninggal dunia," terangnya.




(hil/dte)


Hide Ads