Rekonstruksi Ungkap Fakta Baru Bintang Dianiaya Selama 3 Hari hingga Tewas

Rekonstruksi Ungkap Fakta Baru Bintang Dianiaya Selama 3 Hari hingga Tewas

Andhika Dwi - detikJatim
Kamis, 29 Feb 2024 18:16 WIB
Kediri -

Rekonstruksi kasus tewasnya Bintang Balqis Maulana (14), santri asal Banyuwangi yang dihajar seniornya di Pondok Pesantren Al Hanifiyah di Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri mengungkap fakta baru. Dalam 55 adegan rekonstruksi, terungkap bahwa Bintang dianiaya selama 3 hari hingga tewas.

Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji mengatakan, rekonstruksi ini diikuti empat tersangka, yakni berinisial MN (18), MA (18), AF (16) dan AK (17). Keempatnya merupakan senior Bintang di pondok pesantren itu.

Bramastyo menjelaskan, peristiwa yang merenggut nyawa Bintang itu terjadi mulai tanggal 18 Februari, 21 Februari dan 22 sampai 23 Februari dini hari. Sepanjang hari itu, Bintang mendapatkan kekerasan fisik dari para tersangka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fakta baru dalam reka adegan yang digelar tertutup itu mengungkap peran empat pelaku yang terbukti menganiaya Bintang selama tiga hari.

"Dari keempat tersangka, sama-sama semua punya peran dalam hal penganiayaan atau pengeroyokan sehingga menyebabkan kematian korban," jelas Bramastyo, Kamis (29/2/2024).

ADVERTISEMENT

"Tujuan rekonstruksi sendiri ini adalah membuat terang suatu tindak pidana, supaya ada kesesuaian antara keterangan tersangka, keterangan saksi, dengan yang ia perbuat, supaya sesuai antara keterangan dengan yang dilakukan. Jadi sampai saat ini semua masih sesuai dgn yang dituangkan dalam BAP," imbuh AKBP Bramastyo.

Disinggung soal bagaimana cara pelaku melakukan penganiayaan ini, Bramastyo menyebut, mereka menggunakan tangan kosong. Pukulan kebanyakan didaratkan di area setengah badan ke atas.

Namun, untuk hasil visum penyebab kematian korban hingga saat ini masih dalam proses. Nantinya akan dituangkan dalam berita acara ahli.

Bramastyo menambahkan, seluruh penganiayaan hingga menewaskan Bintang itu dilakukan di area pondok. Ada tiga TKP di Ponpes Al Hanifiyah Kediri.

"Yang pertama, TKP pertama tiga, kemudian TKP yang kedua ada 12, TKP yang terakhir ada 40 adegan, ini tadi hasil rekonstruksi dan keterangan sesuai," katanya.

Sejauh ini, Bramastyo menyebut, keterangan pelaku dengan adegan dalam rekonstruksi masih sesuai dengan hasil berita acara pemeriksaan. Rekonstruksi ini juga langsung diikuti para penyidik dari Unit PPA Satreskim Polres Kediri Kota dan Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri.

Saat ditanya mengenai adanya penambahan saksi atau tersangka baru, Bramastyo menjelaskan, sejauh ini penyidik telah memeriksa 9 orang saksi. Mereka juga berencana memeriksa pengasuh pondok pesantren. Jadwalnya masih menunggu mereka yang saat ini kabarnya masih berada di Banyuwangi.

"Jadi pengasuh ponpes yang ikut mengantarkan jenazah pada hari H, saat ini kami monitor sedang koordinasi dengan pihak keluarga Banyuwangi. Dalam waktu dekat juga akan kita lakukan pemeriksaan. Khususnya yang langsung saat itu mengetahui, menyaksikan dan mengantarkan ke Banyuwangi," tegas Bramastyo.

Diberitakan sebelumnya, Bintang meninggal pada Jumat (23/2) siang. Kasus ini terkuak ke publik setelah video kemarahan keluarga korban kepada pria yang mengantarkan jenazah Bintang, viral. Di video itu, tampak darah masih berceceran dari kain kafan korban. Video tersebut beredar di media sosial hingga grup WhatsApp.

Sebelum meninggal, Bintang juga sempat mengirim pesan kepada keluarganya di Afdeling Kampunganyar, Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi melalui WhatsApp (WA). Pesan itu berisi permintaannya untuk dipulangkan dari pondok yang berada di Kecamatan Mojo, Kota Kediri. Bintang mengaku sudah tidak kuat berada di sana.

Dalam pesannya kepada keluarga, Bintang sempat mengaku ketakutan. Namun, dia tidak menjelaskan apa yang membuatnya takut.

"Cpet sini. Aku takut maaa. Maaa tolonggh. Sini cpettt jemput," ujar Bintang dalam pesan WhatsApp.

Keluarga tak menduga ternyata itu adalah pesan terakhir dari Bintang. Pada Sabtu (24/2), Bintang benar-benar pulang. Akan tetapi, ia pulang dalam keadaan kaku tak bernyawa. Kepulangan Bintang menyisakan kesedihan mendalam bagi keluarga.

(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads