Empat kakak kelas korban kini sudah ditetapkan sebagai tersangka. Keempatnya berinisial MN (18) asal Sidorjo, MA (18) asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar yang tak lain merupakan sepupu korban, dan AK (17) asal Surabaya.
Pantauan detikJatim, proses rekonstruksi dimulai sejak pukul 10.00 WIB di Aula Wicaksana Laghawa Mapolres Kediri Kota. Proses rekonstruksi juga disakasikan Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji. Reka ulang ini diikuti sejumlah saksi dari pihak Ponpes Al Hanifiyah, juga pihak penasihat hukum empat tersangka.
Dalam proses rekonstruksi ini, tampak empat tersangka mengenakan masker warna hitam dan bepakaian tahanan warna oranye. Mereka juga mengenakan peci berwarna gelap.
Lantaran dilakukan secara tertutup, sejumlah anggota polisi berpakaian preman tampak menutupi pintu masuk aula. Sehingga, wartawan kesulitan mengambil gambar jalannya proses rekonstruksi.
Tidak hanya itu, empat orang tersangka juga tampak menunduk mempraktekkan adegan demi adegan. Mereka terus menunduk saat ditanya oleh pihak Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri dan Satreskrim Polres Kediri Kota.
Saat dikonfirmasi, Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo mengaku masih belum bisa memberikan keterangan. Sebab, rekonstruksi masih berlangsung.
"Nanti ya, kan proses rekonstruksi masih berlangsung. Sabar ya," kata AKBP Bramastyo Priaji saat keluar dari ruangan, Kamis (29/2/2024).
Hingga berita ini ditulis, proses rekonstruksi masih berlangsung. Belum diketahui berapa adegan yang diperankan oleh tersangka.
Sebelumnya, santri bernama Bintang Balqis Maulana asal Banyuwangi meninggal usai dianiaya di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Korban meninggal pada Jumat (23/2) siang.
Kasus ini terkuak ke publik setelah video kemarahan keluarga korban kepada pria yang mengantarkan jenazah Bintang, viral. Di video itu, tampak darah masih berceceran dari kain kafan korban. Video tersebut beredar di media sosial hingga grup WhatsApp.
Sebelum meninggal, Bintang juga sempat mengirim pesan kepada keluarganya di Afdeling Kampunganyar, Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi melalui WhatsApp (WA). Pesan itu berisi permintaannya untuk dipulangkan dari pondok yang berada di Kecamatan Mojo, Kota Kediri. Bintang mengaku sudah tidak kuat berada di sana.
Dalam pesannya kepada keluarga, Bintang sempat mengaku ketakutan. Namun, dia tidak menjelaskan apa yang membuatnya takut.
"Cpet sini. Aku takut maaa. Maaa tolonggh. Sini cpettt jemput," ujar Bintang dalam pesan WhatsApp.
Keluarga tak menduga ternyata itu adalah pesan terakhir dari Bintang. Pada Sabtu (24/2), Bintang benar-benar pulang. Akan tetapi, ia pulang dalam keadaan kaku tak bernyawa. Kepulangan Bintang menyisakan kesedihan mendalam bagi keluarga. (hil/dte)