Sejumlah siswi SMK korban pemerkosaan dan pencabulan MM (29) fotografer di Bondowoso mulai buka suara dan melapor ke polisi. Para korban mengaku selama ini diam karena takut diancam mendapat nilai jelek.
"Saya tak berani ngomong karena dia ngancam akan memberi nilai jelek prakerin (magang)," kata salah satu korban ditemui detikJatim seusai melapor ke Polres Bondowoso, Rabu (22/2/2024).
Menurut korban, tersangka biasanya melakukan aksi bejatnya di studio saat ia dan teman-temannya praktik kerja industri (prakerin). Korban menyebut studio tersebut berada di lantai 2 rumahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Istri dan keluarganya kan ada di lantai satu. Sementara studio fotonya di lantai dua," kata siswi kelas 12 jurusan audiovisual sebuah SMK di Bondowoso itu.
Masih menurut korban, pada tahun ini, ada 5 siswi yang diketahui melakukan prakerin di studio milik tersangka. "Saya tidak tahu persis apakah teman-teman yang magang di situ juga mendapat perlakuan sama. Informasinya sih, begitu," katanya.
Ancaman tersangka memberi nilai jelek ke para korban ternyata ampuh. Sebab para korban memang khawatir nilai jelek tersebut berpengaruh ke nilai lainnya.
"Ya saya takut. Karena kalau nilai prakerin jelek, kuatir berpengaruh pada bidang lainnya nanti," pungkasnya.
Sebelumnya, seorang fotografer di Bondowoso diamankan karena melakukan perbuatan asusila. Aksi bejat itu dilakukan pada siswi yang sedang prakerin di studionya.
Pelaku yakni MM (29), warga Curahdami, Bondowoso. Pelaku sehari-hari berprofesi sebagai fotografer pernikahan dan lain-lain.
Tersangka bakal dijerat dengan pasal 6 huruf (A), (B), dan (C) UU No 12 tahun 2022 tentang Kekerasan Seksual, junto pasal 64 KUH Pidana dengan ncaman hukuman maksimal dua belas tahun penjara.
(abq/iwd)