"Benar demikian (ada santri yang dikeroyok). Kondisinya masih belum sadar, masih dirawat di ICU RSUD Ngudi Waluyo Wlingi," ujar Kasubag TU Kemenag Blitar Syaikhul Munib kepada detikJatim, Jumat (5/1/2024).
Munib mengaku pihaknya sangat menyayangkan kejadian dugaan pengeroyokan tersebut. Menurutnya, apabila terjadi sebuah kesalahan maka dapat disikapi dengan bijak. Baik oleh para santri maupun pengurus pondok pesantren.
"Yang jelas kami tidak menghendaki kejadian ini terjadi. Kalaupun ada santri yg melakukan kesalahan, harusnya disikapi dengan bijak. Kami berharap peristiwa ini tidak terjadi lagi, dan bisa diselesaikan," terangnya.
Menurut Munib, dugaan pengeroyokan itu sedang ditangani oleh Polres Blitar setelah orang tua melaporkan kejadian tersebut. Sementara dari keterangan yang dihimpun Kemenag Blitar, Kata Munib, peristiwa itu terjadi pada 3 Januari 2024.
"Informasinya korban dikeroyok saat waktu istirahat malam (tidur), sehingga pengurus Ponpes tidak tahu. Dugaannya korban dikeroyok teman-temannya yang kesal, karena korban pernah mencuri," jelas Munib.
Setelah itu, lanjut Munib, korban sempat dibawa ke Rumah Sakit. Korban baru ditangani setelah keluarganya datang, dan dirujuk ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
"Yang jelas korban saat ini masih mendapatkan perawatan, semoga bisa segera sembuh. Dan untuk kasusnya menunggu dari kepolisian," tandasnya.
(abq/iwd)