Keluarga Pertanyakan Penyebab Kematian Pria Pembuang Bayi di Rutan Gresik

Keluarga Pertanyakan Penyebab Kematian Pria Pembuang Bayi di Rutan Gresik

Tim detikJatim - detikJatim
Sabtu, 28 Okt 2023 16:30 WIB
Tersangka Belva saat melangsungkan pernikahan di Polres Gresik.
Tersangka Belva saat melangsungkan pernikahan di Polres Gresik. (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Gresik -

Tersangka pembuang bayi laki-laki di Panti Asuhan Al Hikmah, Desa Gadingwatu, Menganti, Gresik, Belfa PN (24) meninggal di Rutan Kelas II B, Gresik. Pihak rutan menyebut Belfa yang sudah sepekan dipenjara mengalami serangan jantung. Keluarga tak percaya dan mempertanyakan pernyataan rutan, sebab Belfa tak punya riwayat jantung

Suasana duka masih menyelimuti rumah keluarga Belfa. BY, salah satu paman Belfa mengatakan bahwa dirinya bersama keluarga meyakini keponakannya meninggal bukan karena serangan jantung.

Keluarga mempertanyakan pernyataan Kepala Rutan Kelas II B Gresik yang menyebut Belfa meninggal karena serangan jantung. Mereka tidak percaya karena selama ini Belfa tidak memiliki riwayat jantung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu saya lihat berita keponakan saya kena serangan jantung. Itu kok bisa Kepala Rutan bilang gitu? Jadi sebenarnya keluarga mendapat informasi kalau almarhum dilarikan ke rumah sakit. Saat tiba di RSUD Ibnu Sina, keponakan saya sudah meninggal," ujar BY ditemui detikJatim, Sabtu (28/10/2023).

BY juga menyebutkan penjelasan dari dokter tentang penyebab kematian Belfa. Dia sebutkan bahwa Belfa meninggal bukan karena serangan jantung, melainkan karena dehidrasi atau kekurangan air.

ADVERTISEMENT

"Kata dokter itu karena dehidrasi, kekurangan air," kata BY.

Dia menceritakan bahwa selama ini Belfa kerap menelepon ibunya melalui handphone milik salah satu tahanan pendamping (Tamping) di Rutan Kelas II B Gresik. Saat menelepon ibunya, Belfa kerap bercerita mengalami kekurangan air hingga kesulitan buang air besar.

"Rutan Cerme itu beda jauh dengan Rutan Polres Gresik. Di Polres selama sebulan lebih saja keponakan saya nggak apa-apa. Lha ini seminggu nyawanya sudah melayang, karena selama ini keponakan saya itu kurang air, bahkan untuk mandi dan buang air besar saja kurang," kata BY.

Lebih lanjut BY pun menghubungi MM, Ibu Belfa melalui sambungan telepon agar menceritakan tentang peristiwa yang menimpa putranya selama menghuni Rutan Kelas II B Gresik itu.

MM menyebutkan bahwa sejak dipindah ke Rutan Cerme, Belfa kerap menelpon ibunya melalui HP milik salah satu Tamping. Dalam perbincangan itu, BPN kerap mengeluh soal ruangan karantina yang sesak dan kurang air minum maupun air bersih untuk mandi dan buang air.

"Anak saya juga mengeluh sering tidak kebagian air karena jadi tahanan baru. Bahkan, anak saya itu sampai air kencingnya itu keluar merah kayak darah," kata MM, ibu BPN melalui sambungan telepon.

MM menambahkan bahwa ruangan tempat anaknya menjalani hukuman dihuni oleh tahanan kurang lebih dari 40 orang. Putranya pun kerap tak kebagian air mandi maupun air minum karena masih menjadi tahanan baru.

"Lha saat telepon itu anak saya meminta pindah ruangan. Dan selama ini saya berusaha agar anak saya bisa pindah ruangan. Hingga ada tawaran dari Tamping itu pindah blok lebih enak dengan bayar Rp 3,5 juta," tuturnya.

Setelah bernegosiasi melalui pesan WhatsApp, MM telah mentransfer uang sejumlah Rp 3,5 Juta ke rekening BCA atas nama tamping berinisial AF. Saat mentransfer, MM memberi keterangan 'pindah blok kamar Belfa' di mobile banking.

"Setelah saya transfer itu, anak saya kembali telepon dan mengatakan bahwa besok akan pindah. Tapi malamnya malah saya mendapat kabar bahwa anak saya meninggal," ujarnya sedih.

Baca penjelasan Kepala Rutan di halaman selanjutnya.

Sebelumnya, Kepala Rutan Kelas II B Gresik Disri Wulan Agus Tomo saat dikonfirmasi menyebutkan bahwa Belfa meninggal karena serangan jantung. Belfa dia sebut meninggal pada Kamis (26/10).

"Iya benar, meninggal kemarin malam, karena serangan jantung," kata Disri kepada detikJatim, Jumat (27/10/2023).

Disri menjelaskan saat itu Belfa mengalami sesak nafas sekitar pukul 18.00 WIB. Karena hal ini, petugas Rutan kemudian membawanya ke Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik. Setelah menjalani perawatan, sekitar pukul 20.00 WIB Belfa dinyatakan meninggal.

"Kami sudah cek ke keluarga, katanya yang bersangkutan ini mempunyai riwayat penyakit jantung dari turunan ayahnya. Pihak keluarganya juga tidak mau melakukan autopsi. Tapi memang dari hasil pemeriksaan medis, karena serangan jantung," ujar Disri.

Sementara itu, Kasipidum Kejaksaan Negeri Gresik Bram mengatakan bahwa Belfa mengalami dehidrasi. Setelah mendapatkan perawatan di RSUD Ibnu Sina ia dinyatakan meninggal.

"Info yang kita terima karena dehidrasi,," kata Bram singkat.

Setelah ketahuan membuang bayi di panti asuhan Ponpes, Belfa yang baru berusia 24 tahun baru akhirnya menikah dengan Ulfiyanti Durrotul (22) pada Kamis (5/10) di Polres Gresik. Perempuan asal Bangkalan, Madura itu juga terlibat pembuangan bayinya.

Meski sudah menikah, keduanya masih harus menjalani proses hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. Namun, belum sempat bebas dan hidup bersama istri dan anaknya, Belfa meninggal setelah dipindah ke Rutan Kelas II B Gresik.

Halaman 2 dari 2
(dpe/dte)


Hide Ads