AH, wanita yang dianiaya kekasih dan ditemukan lemas di bawah Jembatan Suramadu sisi Surabaya berusaha bangkit. Ia mengaku akan menyampaikan semua bukti dan keterangan dari kekasihnya, FD saat ia dianiaya hingga diancam dibunuh gegara menolak aborsi.
Kepada detikJatim, AH mengaku hampir dicekoki barang diduga narkoba oleh FD. Kepada AH, FD memang mengaku pernah mengonsumsi narkoba. Bahkan, ketika menganiaya, FD mengaku sudah membawa barang berbentuk kristal putih seperti garam.
"Mereka sudah gelap, mau nyekoki saya narkoba," kata AH kepada detikJatim, Rabu (25/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AH menjelaskan, FD bakal lebih emosi dan menjadi lebih tega ketika mengonsumsi benda yang diduga narkotika itu. Hal tersebut lantas membuat nyali AH menciut dan berpikir keras agar bisa segera menyelamatkan diri.
Apalagi, penganiayaan ini dilakukan oleh FD dan dua saudaranya AM dan AB di dalam mobil. Mobil tersebut hendak menuju ke Bangkalan.
"Mereka (FD, AM, dan AB) itu bilangnya garam, mereka menunjukkan ke saya itu (narkotika) di dasbor," ujarnya.
"Dia (AM) ngomong ke saya kalau sudah pakai barang ini, aku mau dibunuh, itu si AM yang bilang," tuturnya.
Sembari mengancam akan membunuh, AH mengaku FD dan AB terus-menerus menganiayanya. Bahkan, bila tak kunjung meninggal, maka AH akan dianiaya di sebuah hutan di Madura.
"Saya dihajar terus sama mereka, mau dibunuh di hutan sana, katanya kalau nggak nurut mau dibunuh, terus dibuang saja," katanya.
Selain itu, AH mengaku KTP-nya juga dirampas. Hal itu, sambung AH, bertujuan untuk menghilangkan jejak dan identitas apabila AH sudah tak bernyawa.
"KTP saya juga diambil sama mereka, tapi bisa saya ambil lagi, ambilnya diam-diam sambil alasan dan bilang cari karcis parkir motor saya," tutupnya.
Sebelumnya, AH ditemukan dalam kondisi lemas tergeletak di bawah Jembatan Suramadu sisi Surabaya, Minggu (22/10/2023). AH baru saja dikeroyok oleh kekasih dan dua saudaranya. Saat ini, AH sudah melaporkan kasus ini ke polisi.
(hil/dte)