AH (21) korban penganiayaan oleh kekasih yang ditemukan di bawah Jembatan Suramadu sisi Surabaya mengaku masih trauma. Ia dianiaya karena tak mau melakukan aborsi. Ia juga mengaku sempat diancam dengan senjata tajam (sajam) hingga senjata api (senpi).
Ancaman ini diperoleh AH dari kekasihnya, FD dan dua saudaranya, AM dan AB. Ketiga pelaku menodongkan senjata tersebut sembari mengancam akan membunuh AH.
Menurut AH, FD sempat menunjukkan sajam sembari mengancam akan membunuhnya. Ini dilakukan ketika melintas di Jembatan Suramadu. Saat itu, pelaku mengancam membuang jasad FD ke hutan di Bangkalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka juga bawa sajam, itu sempat ditunjukkan ke saya," kata AH dengan mata berkaca-kaca saat ditemui detikJatim, Rabu (25/10/2023).
AH mengaku terkejut dan takut. Meski begitu, ia enggan menuruti permintaan FD untuk menggugurkan bayi yang ia kandung.
Mendengar hal itu, ketiganya lantas menunjukkan sajam dan kembali mengancam AH.
"Sempat ditunjukkan ke saya, gunting dan pisau," ujarnya.
Selain itu, AH menyebut, FD juga mengklaim memiliki senpi. Senjata itu diletakkan di loker dashboard mobilnya.
"Mereka mengaku juga bilang bawa tembak, itu mereka sudah menunjukkan sajam," tuturnya.
Meski begitu, AH tetap berusaha melarikan diri dan mencari pertolongan. Meski terus-menerus dianiaya FD dan AB di dalam mobil, AH akhirnya bisa meloloskan diri lalu ditolong oleh warga sekitar.
Sebelumnya, AH ditemukan dalam kondisi lemas tergeletak di bawah Jembatan Suramadu sisi Surabaya, Minggu (22/10). AH baru saja dikeroyok oleh kekasih dan dua saudaranya. Saat ini, AH sudah melaporkan kasus ini ke polisi.
(hil/dte)