Kompolnas Beber Fakta Baru soal Siswi SD Gresik yang Lapor Matanya Dicolok

Kompolnas Beber Fakta Baru soal Siswi SD Gresik yang Lapor Matanya Dicolok

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Kamis, 19 Okt 2023 17:42 WIB
Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto
Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto membeberkann fakta baru siswi SD Gresik yang lapor matanya dicolok. (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Gresik -

Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen (Purn) Benny Mamoto mendatangi Mapolres Gresik. Kedatangan Benny Mamoto melakukan supervisi kasus SAH (8), siswi SD yang mengalami penurunan penglihatan karena kasus 'tusuk bakso'.

Kompolnas datang bersama Kementreian PPPA untuk menyupervisi pengawasan eksternal Polri kasus menyangkut anak-anak. Mereka telah melakukan gelar perkara di dalam ruang Gelar Sat Reskrim Polres Gresik bersama orang tua SA dan Dinas KBPPPA Gresik.

"Kita berdiskusi, dibuka, sehingga masalahnya jadi klir. Sekaligus kita menampung masukan, saran, informasi semua kita tampung," kata Benny kepada detikJatim, Kamis (19/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Benny menjelaskan, saat ini mata kanan SAH sudah kembali normal dan sudah bisa melihat kembali. Bahkan, SAH sudah kembali bersekolah setelah dua bulan absen.

"Korban ini sudah normal kembali. Oleh sebab itu, ada beberapa langkah yang akan dilakukan untuk menjadi masukan bagi pihak keluarga. Hingga dilakukan oleh penyidik, hingga tuntas. Nanti kesimpulannya apa, akan kita sampaikan," tutur Benny.

ADVERTISEMENT

Benny menegaskan bahwa dalam kasus tersebut polisi sudah melakukan serangkaian penyelidikan hingga penyidikan. Dari hasil penyidikan tersebut didapat fakta bahwa keterangan anak tersebut mengalami kebutaan adalah tidak benar.

"Kita semua tahu kasusnya isu beredar dicolok matanya dan sebagainya. Kami pertama menyupervisi tentang tahapan penyidikan yang sudah dilakukan kemudian hasilnya. Serta, kami mendengar langsung dari para ahli yang melakukan pemeriksaan. Kami juga, dalam hal ini Reskrim, orang tua korban dalam rangka mewujudkan transparansi penyidikan," bebernya.

Beberapa hal sudah diklarifikasi Kompolnas, termasuk rekaman CCTV. Ia juga sudah melakukan klarifikasi bahwa pihak sekolah tidak menghapus atau menghilangkan rekaman CCTV saat kejadian.

"Seperti CCTV dihapus, itu tidak benar. Tapi faktanya, pada saat peristiwa, CCTV tidak berfungsi. Ada beberapa hal yang sudah kami klarifikasi, CCTV memang tidak berfungsi dan baru difungsikan kembali setelah adanya aduan,' jelas Benny.

Mengenai kasus penusukan ke mata SAH di sekolah hingga buta, Benny mengatakan bahwa aksi penusukan tersebut tidak benar. Namun, banyak masyarakat hingga pejabat di Jakarta mengetahui anak ini masih buta.

"Menurut keterangan ahli, tidak ada benda yang masuk ke dalam bola mata, itu yang penting. Sehingga anak ini buta itu tidak benar, karena sekarang kondisi matanya sudah normal kembali," tutur Benny.

Benny juga memberikan rekomendasi kepada polisi untuk melakukan beberapa langkah pemeriksaan pendalaman beberapa saksi. Bila diperlukan dengan lie detector untuk menguji kebenaran dari para saksi.

"Ada beberapa langkah yang akan dilakukan, pemeriksaan pendalaman beberapa saksi dan juga pemeriksaan secara psikologi. Setelah dilakukan nanti, pertama kita menguji kebenaran dari kesaksian para saksi, sehingga nanti segera disimpulkan. Kalau perlu pakai lie detector," pungkasnya.

Sementara itu, kuasa hukum keluarga SA, Abdul Malik mengatakan bahwa kasus ini memang melibatkan anak-anak. Pihaknya sudah memberikan rekaman video bahwa korban sudah menunjukkan siapa pelaku yang telah melakukan kekerasan terhadap SAH.

"Kita sudah serahkan ke polisi, tapi nanti biar polisi yang menyelesaikan. Tapi, orang tua yang ditunjuk korban ini tidak mengakui kalau anaknya telah melakukan dugaan kekerasan itu," kata Malik.

Meski hasil penyidikan tidak ditemukan adanya tusukan tersebut, Malik masih berpendapat bahwa ada dugaan kasus bullying yang diterima SAH. Sebab, setelah diperiksa psikologi dan menjalani perawatan usai viral, SAH kembali bisa melihat.

"Intinya bukan hoaks karana tidak ada tusukan ke bola mata. Tapi penurunan penglihatan, ini bisa dikarenakan kaget saat dicoba untuk ditusuk. Itu pastinya gerak refleks dari mata anak tersebut," tambahnya.

Malik berharap agar kasus ini segera selesai. Terutama kesadaran orang tua terduga pelaku untuk meminta maaf.

"Kita harap orang tuanya sadar minta maaf, laporan ditutup RJ. Karena bagaimanapun ini kasus anak-anak, tidak ada unsur pidana di sini," tukasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, orang tua SAH melaporkan ke Polres Gresik jika putrinya mengalami kebutaan usai dicolok tusuk bakso pada 28 Agustus 2023 lalu. Kasus itu lantas menuai perhatian stakeholder Gresik.

SAH lantas diperiksakan ke RS PHC. Namun belakangan, dari penyelidikan hingga penyidikan menyebut bahwa mata SAH mengalami penurunan penglihatan dan tidak mengalami buta permanen. Hasil MRI pun menyebut tidak ada luka ataupun bekas luka yang mengarah adanya pencolokan ke mata SAH. Tak cuma itu, dari hasil pemeriksaan seluruh murid SDN 236 Menganti Gresik yang dilakukan polisi, tidak ada saksi yang melihat adanya kasus kekerasan yang dialami SAH.




(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads