Gregorius Ronald Tannur (31) disebut tak benar-benar menyesal atas aksinya menganiaya sang kekasih Dini Sera Afrianti alias Andini (27) hingga tewas. Bahkan, tangisan Ronald diartikan karena ia takut dipenjara dan mempertanggungjawabkan aksinya.
Diketahui, video tangisan histeris Ronald ini beredar di media sosial. Tangisan histeris itu disebut terjadi di rumah sakit, sesaat setelah dinyatakan tewas usai ia aniaya.
Saat ini, Ronald sudah ditetapkan sebagai tersangka di kasus penganiayaan Dini hingga tewas. Aksi penganiayaan oleh anak Edward Tannur, anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKB ini dilakukan di Blackhole KTV Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video viral yang dilihat detikJatim, tampak sebuah mobil Innova berwarna silver yang diduga milik Ronald sedang parkir di kawasan mirip area sekitar rumah sakit. Tampak benda-benda seperti kursi roda hingga tiang untuk infus disiapkan di dekat mobil.
Di sana, ada sejumlah petugas medis yang memakai baju hijau dan putih. Lalu, ada pula sejumlah sekuriti yang turut mendampingi.
Dalam video itu, suara pria diduga Ronald terdengar menangis histeris. Suara tangisannya terdengar cukup kencang.
Tangisan Ronald ini juga terjadi saat rilis penetapan tersangka di Mapolrestabes Surabaya. Ronald terlihat menangis saat digiring keluar ruangan oleh polisi usai konferensi pers.
Saat itu, tak ada sepatah kata pun yang terdengar dari Ronald. Bahkan, saat konferensi pers berlangsung, posisi Ronald membelakangi kamera awak media. Ia juga tidak diberikan kesempatan untuk berbicara dalam konpers ini.
Namun, pemandangan kontras terjadi ketika Ronald usai menganiaya hingga melindas tubuh Dini di basemen. Di sana, Ronald sempat memvideo saat tubuh Dini terkapar meregang nyawa. Bahkan, Ronald terdengar tertawa dalam rekaman video itu.
Video berdurasi 46 detik yang beredar melalui WhatsApp grup itu menunjukkan seorang wanita diduga Dini tergeletak di lantai parkiran mobil. Terlihat 3 orang satpam mengerubungi.
Salah satu dari satpam itu lantas bertanya kepada perekam video tentang perempuan itu. Pria perekam video itu mengaku perempuan itu tahu-tahu sudah tergeletak di sana.
"Orangnya datang tahu?" Tanya salah satu satpam kepada pria perekam video tersebut, dilihat detikJatim pada Kamis (5/10/2023).
"Nggak tahu. Aku mau keluar tiba-tiba di jalan, nggak iso keluar," ujar pria perekam video tersebut.
Selanjutnya, ada seorang petugas parkir berseragam biru yang juga bertanya kepada pria perekam video tersebut. "Jadi ini bukan temannya?"
"Bukan," jawab perekam video itu singkat.
Setelah itu, meski wajah perekam video itu tidak terlihat, dari suara dan caranya berbicara terdengar bahwa pria itu dengan selengekan terus merekam video sambil tertawa-tawa kecil.
"Rekam sik, heh heh...," katanya dengan suara yang terdengar riang seperti sedang mendapatkan objek menarik untuk diabadikan dengan ponsel.
Tanggapan menohok kuasa hukum keluarga Dini, baca di halaman selanjutnya!
Kuasa hukum keluarga Dini berkomentar soal tangis Ronald usai aksinya menganiaya Dini hingga tewas. Tangisan ini dinilai hanya gimmick karena Ronald takut ditahan.
"Jadi begini, ada fase-fase orang itu memahami apa yang dia lakukan itu ternyata benar ataupun salah. Seperti pada saat dia merekam itu saya menilai rekaman dia yang ketawa-ketawa itu adalah bentuk kepanikan dia dan juga bentuk cara dia untuk menutupi alibinya, soalnya dia tidak mengetahui apa yang dia lakukan terhadap korban, itu yang pertama," kata kuasa hukum Dini, Dimas Yemahura kepada detikJatim, Sabtu (7/10/2023).
Lalu saat Ronald menangis, Dimas menilai tangisannya hanya karena takut ditahan. Ia menyebut, Ronald menangis karena tak siap menghadapi hukuman di depan mata.
"Yang kedua saat dia menangis saat konferensi pers, saya menilai tangisan dia adalah tangisan karena dia takut untuk ditahan dan takut menjalani proses hukum. Karena sudah jelas-jelas secara hukum dia terbukti melakukan perbuatan itu jadi saya menilai penyesalan yang dia perlihatkan itu, saya tidak melihat atau merasa ada penyesalan itu," beber Ronald.
"Dia hanya takut menjalani proses hukum, itu saja arti tangisannya. Karena seharusnya kalau dia mengakui salah saat konferensi pers itu dia harus ngomong dia menyesal tapi dia tidak ngomong menyesal. Bahkan saat si Adin mati pun dia tidak menunjukkan penyesalan apapun," imbuh Ronald.
Saat disinggung apakah ada permohonan maaf dari Ronald kepada keluarga Dini, Dimas menyebut, tak terdengar sepatah kata maaf pun dari Ronald. Namun, keluarga Ronald sudah meminta maaf.
"Pelaku belum, nggak ada. Kalau keluarga ada sudah ada komunikasi tapi kembali lagi komunikasi itu tetap sudah langsung saya batasi komunikasi. Saya mau berkomunikasi tapi berkomunikasi ini tidak untuk mengintervensi proses hukum yang berjalan," katanya.
Meski keluarga Ronald sudah minta maaf, Dimas menegaskan, proses hukum harus tetap berjalan.
"Komunikasi sebagai bentuk tanggung jawab moril dan sosial dari keluarga pelaku karena itu merupakan kewajiban yang secara sadar harus dilakukan oleh keluarga pelaku. Tapi proses hukum harus tetap berjalan, karena nyawa orang tidak bisa diselesaikan dengan kekeluargaan," tegasnya.