Seorang pelajar di Surabaya jadi korban dugaan penganiayaan dan ancaman pembunuhan. Kasus itu dilaporkan ke polisi.
Korban berinisial AP (18). Sedangkan pelakunya merupakan orang dewasa. Kasus dugaan penganiayaan dan ancaman pembunuhan itu dilaporkan ke Polrestabes Surabaya.
Korban melaporkan didampingi dengan orang tuanya yakni Dodik Firmansyah bersama dua orang saksi. Mereka usai dimintai keterangan oleh Unit Resmob Polrestabes Surabaya atas laporannya dugaan penganiayaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban menceritakan kejadian yang dialaminya terjadi pada Jumat (28/9). Bermula saat hendak berangkat ke sekolah. Namun saat itu di tengah perjalanan motornya kehabisan bensin.
Karena itu korban kemudian menepi dan hendak membeli bensin eceran. Namun, secara tidak sengaja, AP memotong kendaraan lain di belakangnya. Pengendara tersebut akhirnya tidak terima dan memukul korban beberapa kali menggunakan tangan kosong dan helm.
"Saat itu mau berangkat dari Setro menuju ke sekolah di daerah Bubutan, sekitar pukul 06.40 WIB. Mau beli bensin, kebetulan di pinggir jalan ada bensin saya mau beli. Saya langsung belok ke kiri, tidak tahu di belakang ada motor," kata korban kepada detikJatim, Selasa (3/10/2023).
"Tiba-tiba orang itu marah, langsung kepala saya dikepruk helm. Dan dipukul tiga kali salah satunya kena mata kiri saya," ungkap AP.
Setelah mendapatkan pemukulan berulang kali. AP kemudian dicaci maki dan kembali dipukul dan bahkan diancam dibunuh saat mencoba mendatangi rumah pelaku pemukulan.
"Sempat dilerai warga, saya dipukul lagi. Kemudian meminta alamat saya, dan dia juga ngasih alamat rumahnya. Sama ngancem, kon lek nak omahku tak pateni (kalau kamu datang ke rumahku tak bunuh)," ungkap AP.
Korban yang merasa ketakutan, akhirnya mengurungkan berangkat sekolah dan melaporkan kejadian itu kepada orang tuanya. "Saya diancam begitu, takut langsung pulang dan bilang ke ayah saya," ujar AP.
Sementara itu, Dodik Firmasyah (43) ayah korban, setelah mendapatkan cerita anaknya menjadi korban penganiayaan. Kemudian mendatangi alamat pelaku dan mencoba memastikan kejadian itu benar atau tidak.
"Sempat saya temui di rumahnya di kawasan Bogorame, beliaunya tetap menyalahkan anak saya. Alasannya menanyakan SIM anak saya, kalau tidak punya SIM akan saya larang naik motor," ungkap Dodik.
Setelah beradu argumen, antara Dodik di rumah pelaku. Dodik malah mendapatkan pertanyaan tidak mengenakan. Dan saat itu, pelaku menantang anak Dodik untuk duel berdua menyelesaikan persoalan itu.
"Biar anak sampean single sama aku ae (biar anak kamu duel sama aku aja). Anak saya masih berstatus pelajar, bukan sebanding dengan Anda dewasa," tiru Dodik dengan ucapan pelaku.
Dodik pun juga ditantang berduel dan bahkan mempersilakan melaporkan pelaku ke pihak kepolisian.
"Wis nggak apa-apa kalau mau perang, kalau mau lapor polisi tak tunggu. Dengan kejadian ini saya langsung buat laporan kepolisian di Polrestabes," tandas Dodik.
Setelah membuat laporan dan diminta penyidik untuk melakukan visum. Hasilnya korban mengalami luka memar.
(abq/iwd)