Nasib apes dialami Choirul Anwar. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan itu kena gerebek anggota Polsek Rungkut, Surabaya. Hasilnya, sebuah bong bekas pakai ditemukan di rumah kosnya.
Penemuan itu sudah cukup untuk membawa pria kelahiran 1987 itu ke kantor polisi. Di sana, ia lalu dicecar penyidik terkait kepemilikan alat isap sabu di rumah kosnya itu.
Dengan lugu, Anwar menyebut bahwa bong tersebut milik temannya Soeprayitno yang dititipkan kepadanya sebulan sebelum dia ditangkap. Tapi polisi tak begitu saja percaya ucapan Anwar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar sebulan sebelum ditangkap, Anwar memang pernah nyabu bersama Soeprayitno. Mereka mengisap sabu di Desa Tambhin, Bangkalan, Madura.
Setelah nyabu bareng, Soeprayitno menitipkan bong yang dipakai di rumah kos Anwar. Tapi, nahas, ia diciduk polisi gegara titipan alat isap serbuk setan itu.
Anwar selanjutnya dites urine di kantor polisi. Hasilnya, Anwar dinyatakan negatif. Tapi polisi tak begitu saja melepaskan Anwar.
Untuk bebas, ia harus menyerahkan uang sebesar Rp 10 juta sebagai jaminannya kepada polisi.
Dengan berat hati, Anwar menyerahkan uang Rp 10 juta agar tak diproses hukum. Anwar pun dibebaskan dari kasus narkoba yang menjeratnya. Belakangan diketahui pemberi informasi dirinya pemakai narkoba tak lain adalah Soeprayitno.
Dendam kesumat Anwar kepada Soeprayitno pun tumbuh. Anwar dendam karena orang yang mengajaknya nyabu ternyata cepu atau informan polisi. Sehari-hari, Soeprayitno berprofesi sebagai wartawan berita mingguan.
Sepulang dari kantor polisi, Anwar berencana membuat perhitungan dengan Soeprayitno. Ia merencanakan untuk membunuhnya. Lantaran ulahnya ia harus berurusan dengan polisi dan kehilangan uang Rp 10 juta.
Jumat, 10 Mei 2019, Anwar benar-benar membuat perhitungan dengan Soeprayitno. Ia lalu mengambil pisau penghabisan dari atas almari di rumahnya. Selanjutnya ia menyimpan pisau tersebut di jok motor.
Dengan mengendarai motor Yamaha Mio Soul nopol L 2581 SU ia mengajak serta Mansyur, kakaknya. Ia mengendarai motor warna putih biru itu dengan membonceng Mansyur dan berangkat dari rumahnya di Wonokusumo, Semampir.
Mereka melaju ke arah rumah Soeprayitno di Tanah Merah. Di rumah itu, Anwar hanya ditemui istri tua Soeprayitno. Saat itu, Anwar mendapat jawaban bahwa Soeprayitno sedang di rumah istri mudanya di gang sebelah.
Baca halaman selanjutnya.