Pemeriksaan pada kakak kelas korban dilakukan di Balai Desa Randupadangan, Menganti, Gresik. Pantauan di lokasi, para siswa didampingi orang tua masing-masing. Ratusan siswa itu memberi keterangan kepada penyidik.
"Iya benar, total ada 156 murid dari semua kelas," kata Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan, Selasa (19/9/2023).
Pemeriksaan itu dilakukan secara khusus, mengingat para murid merupakan anak-anak di bawah umur. Mereka dimintai keterangan soal peristiwa yang menyebabkan mata kanan SA mengalami kebutaan pada 7 Agustus lalu.
"Materi pemeriksaan terkait kejadian itu. Baik yang melihat atau mengetahui langsung. Kami membutuhkan keterangan terkait kejadian tanggal 7 tersebut," pungkasnya.
Tak hanya itu, Polres Gresik juga memeriksa 5 saksi tambahan. Aldhino menambahkan, kelima saksi tersebut terdiri dari tiga guru dan dua dokter spesialis mata. Keterangan mereka akan menambah bahan penyidikan polisi.
"Tiga guru sekolah dan dua dokter spesialis. Termasuk dokter yang memeriksa awal korban," jelas Aldhino.
Saat ini, lanjut Aldhino, pihaknya sedang membawa korban ke psikologi Polda Jatim. Hal ini untuk menambah keterangan dan barang bukti kasus tersebut agar lebih jelas.
"Kita sudah berikan pendampingan psikologi. Saat ini kita bawa korban ke psikolog Polda Jatim untuk mendapat keterangan lebih lanjut," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, SAH, siswi kelas 2 SD menjadi korban kekerasan. Bocah berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pada mata kanannya akibat dicolok pakai tusuk bakso.
Pelakunya diduga kakak kelas SAH. Peristiwa itu terjadi pada 7 Agustus 2023 saat ada lomba Agustusan. Awalnya SAH dipalak, namun dia tak memberikan uang jajannya hingga terjadi kekerasan tersebut.
(hil/fat)