Perebutan 8 kursi DPRD Jatim dari Dapil Jatim I (Kota Surabaya) untuk Pileg 2024 diperkirakan berlangsung alot.
Ada 8 petahana yang kembali maju. Sementara itu, muncul nama-nama baru yang bertarung di Dapil Jatim I. Diantaranya putra Wali Kota Surabaya 2011-2020 Tri Rismaharini yakni Fuad Bernardi yang dipasang PDIP sebagai caleg Dapil Jatim I nomor urut 4.
Lalu, ada putra Wali Kota Surabaya 2020-2021 Almarhum Whisnu Sakti Buana yakni Aura Dewangga Buana Putra yang dipasang PDIP sebagai caleg Dapil Jatim I nomor urut 2.
Pengamat politik dari SSC Mochtar W Oetomo menyebut keduanya sama-sama memiliki peluang besar lolos ke DPRD Jatim. Keduanya disebut memiliki ceruk suara yang jelas.
"Kalau Fuad kita tahu saat Risma menjabat dia sering ikut turun ya dan mengambil ceruk anak-anak muda. Ceruk Fuad ini berbeda dengan ceruk PDIP dan para petahana PDIP yang kembali turun di Dapil Jatim I," kata Mochtar kepada detikJatim, Rabu (23/8/2023).
"Fuad akan konsen ke ceruk suara milenial, anak-anak muda. Dan tentu basis dari Risma juga akan diincar," tambahnya.
Untuk Aura Dewangga Buana, Mochtar menyebut, trah Almarhum Soetjipto Soedjono di basis PDIP Surabaya sangat mengakar. Hal itu bisa dimanfaatkan Aura yang notabene merupakan cucu dari Soetjipto.
"Soetjipto mewariskannya ke Whisnu Sakti Buana dan kini pewarisnya adalah Aura Dewangga. Trah ini masih cukup kuat di akar PDIP, dan menjadi modal besar bagi Aura," ujarnya.
"Aura juga harus bisa berkolaborasi dengan Jagad Hari Seno yang merupakan paman dia. Karena Jagad sangat tahu basis-basis suara trah Soetjipto di grassroot PDIP Surabaya," lanjutnya.
Mochtar menilai bila Fuad dan Aura bisa memanfaatkan modal sosial mereka, bukan tidak mungkin keduanya berpeluang menggeser nama-nama petahana dari PDIP yakni Yordan Bataragoa, Agustin Poliana, dan Agatha Retnosari.
"Karena petahana PDIP juga bukan kaleng-kaleng. Dapil Jatim I ini PDIP benar-benar menurunkan komposisi terbaik untuk mengejar tambahan kursi tidak hanya tiga kursi saja. Memang secara hitung-hitungan metode saint league, cukup berat, namun dengan komposisi ini masih memungkinkan," bebernya.
"Petahana punya jaringan, punya instrumen, punya modal suara Pileg 2019 lalu. Fuad dan Aura harus kerja keras, cari ceruk suara di luar petahana. Karena kalau berebut, berat untuk menambah kursi," lanjutnya.
Mochtar juga menyebut, PKB bisa menjadi ancaman bagi PDIP di Surabaya. Sebab, PKB memasang caleg-caleg dengan kapasitas mumpuni.
"Ada dua anggota DPRD Surabaya yang dipasang PKB sebagai caleg provinsi yakni Camelia dan Mahfudz. Ada juga politikus kawakan Musyafak Rouf, dan petahana Samsul Arifin. PKB sangat potensial mengejar dua kursi," tegasnya.
Untuk Gerindra, Mochtar menilai berat untuk mengajar dua kursi. Karena komposisi caleg petarung yang tidak optimal.
"Kalau Hadi Dediansyah kan inkumben dan punya jaringan kuat, sudah teruji. Sementara Cahyo pendatang baru, memang Ketua DPC Gerindra Surabaya, otomatis PAC-PAC di bawah kendalinya. Namun, hitungan saya Gerindra berat dua kursi, sama seperti halnya Golkar, Demokrat, dan PKS yang juga sulit menambah kursi," tandasnya.
Simak Video "Video: Cerita Megawati soal PDIP Babak Belur di Pemilu 2024"
(hil/iwd)