.webp)
Kasus pengeroyokan anggota Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (Ormek) dalam Aliansi Cipayung Universitas Brawijaya (UB) terus didalami. Mereka diduga menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok pemuda antiormek. Sejumlah orang telah dimintai keterangan terkait kejadian tersebut.
"Kami sedang mendalami kasus tersebut, proses penyelidikan masih berjalan," ujar Plh Kasat Reskrim Polres Malang Kompol Danang Yudanto kepada detikJatim, Senin (21/8/2023).
Danang mengaku, dalam proses penyelidikan turut meminta keterangan korban dan sejumlah saksi yang mengetahui peristiwa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, polisi juga mendalami video yang merekam adanya dugaan pengeroyokan yang menimpa korban.
"Kami juga ada video, untuk mengetahui dan memastikan siapa yang terlibat dalam peristiwa itu," akunya.
Seperti diketahui, dugaan pengeroyokan awalnya terjadi depan gerbang UB di Jalan Veteran, Kota Malang, Rabu (16/8/2023), sore.
Peristiwa ini berawal saat anggota Omek Aliansi Cipayung yang terdiri dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) tengah menyambut mahasiswa baru (maba) yang selesai melaksanakan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus.
Lalu di depan gerbang, mereka tiba-tiba dipukuli sejumlah pemuda. Bahkan, sejumlah atribut organisasi mahasiswa yang dibawa turut menjadi sasaran perusakan.
Peristiwa yang sama kemudian berlanjut pada Jumat (18/8) malam, ketika kedua belah pihak yang diduga terlibat dalam peristiwa tersebut dimediasi oleh keamanan kampus.
Ketua Umum HMI Koordinator Komisariat UB M Raffy Nugraha mengatakan, ada dua orang yang menjadi korban pengeroyokan dari pihak Aliansi Cipayung. Mereka adalah Imam Baihaki (kader PMII UB) dan Tito Sianturi (kader GMKI UB).
"Dari kami ada dua orang menjadi korban. Kalau pelaku pengeroyokan ada 10 sampai 15 orang," imbuhnya terpisah.
(hil/dte)
