Masriah, emak-emak asal Sidoarjo penyiram air kencing dan tinja ke rumah tetangganya mengancam akan menggugat balik tetangganya, Wiwik Winarti. Gugatan ini jika permintaan damai dari pihaknya menemui jalan buntu.
Diketahui, Wiwik melayangkan gugatan perdata Rp 1 miliar pada Masriah. Gugatan ini usai aksi siram kotoran Masriah ke rumah Wiwik selama bertahun-tahun. Usai digugat, Masriah ingin damai.
Kuasa Hukum Masriah, Heru Purnomo menyempaikan, sidang kedua gugatan perdata akan digelar di Pengadilan Negeri (PN) Sidoarjo, Kamis (3/8/2023). Kliennya berharap, sidang ini bisa diselesaikan dengan damai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang pasti kalau ruang perdamaian yang pernah di awal kita sampaikan atau kita tawarkan tidak dapat ditempuh, dengan sangat terpaksa klien kami dengan tegas akan mengambil upaya hukum dengan melakukan rekonvensi (gugatan balik)," kata Heru saat dihubungi detikJatim, Rabu (2/8/2023).
Heru memastikan, Masriah akan datang dan mengikuti proses persidangan esok.
"Yang pasti untuk besok klien kami kooperatif, beliau klien kami akan hadir. Saat ini saya belum bisa berkomentar, besok selesai sidang semua akan kita jelaskan," imbuh Heru.
Diketahui, polemik antara Masriah dan Wiwik ini sudah terjadi bertahun-tahun. Masriah melakukan penyiraman air kencing dan tinja ke rumah Wiwik sejak 2017 hingga 2023. Dia divonis hakim telah melanggar Perda Nomor 10 tahun 2013. Sesuai pasal 8 ayat (1) huruf C, Masriah dikenai tindak pidana ringan dengan pidana 1 bulan penjara.
Masriah dijebloskan ke bui usai meneror Wiwik dengan menyiram air kencing dan tinja. Teror itu terjadi di Desa Jogosatru, Sukodono sejak 2017.
Perselisihan antartetangga itu pernah dimediasi Polsek Sukodono pada 2017 dan saat itu Masriah sempat berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya, tapi Masriah saat itu justru makin sering meneror keluarga Wiwik bahkan dengan menyiramkan kotoran itu hingga sehari tiga kali.
Perempuan itu tega berbuat jahat kepada tetangganya karena rumah yang ditempati Wiwik awalnya merupakan milik adik Masriah yang ingin dia beli. Karena Masriah saat itu tidak memiliki uang, oleh adiknya rumah itu dijual kepada Wiwik. Rupanya Masriah masih ingin memiliki rumah itu.
Dia pun kerap menyiram air kencing, tinja, air comberan, hingga melempar sampah ke rumah Wiwik agar si pemilik rumah merasa tidak betah dan menjual rumah itu kepada dirinya dengan harga murah.
Tidak hanya kepada Wiwik, Masriah kerap melakukan aksi serupa kepada tetangga lain hingga keluarganya sendiri. Terutama saat dirinya merasa tidak suka atau marah dengan orang yang diteror. Karena tabiat demikian pula, saat Masriah divonis penjara 1 bulan, para tetangga di desanya menggelar syukuran.
Usai Masriah keluar dari penjara, Wiwik pun mengajukan gugatan perdata senilai Rp 1 miliar pada Masriah. Gugatan ini dilayangkan karena Wiwik merasa dirugikan atas tingkah Masriah.
(hil/dte)