Pengamat kepolisian sekaligus peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto kembali datang ke Polresta Malang Kota. Kali ini, ia datang menanyakan perkembangan kasus penodongan yang dialami.
"Saya datang terkait dengan kasus penodongan yang saya alami. Sudah saya laporkan dan saya ingin menanyakan sudah ada progres atau belum," ujar Bambang kepada wartawan di Mapolresta Jalan Jaksa Agung Suprapto, Senin (17/7/2023).
Bambang mengaku telah dimintai keterangan oleh penyidik usai melaporkan kasus penodongan yang dialaminya. Karena itu, ia berharap kepolisian dapat segera mengungkap kasusnya dan siapa saja pelakunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diperiksa sudah dan sekarang sudah hampir satu bulan. Saya ingin menanyakan bagaimana progres dari pemeriksaan tersebut. Apakah sudah ada tindak lanjut kemudian ada indikasi siapa yang melakukan penodongan itu," akunya.
Bambang tak memungkiri bahwa dirinya memang tak mengalami kerugian secara materi dari kasus penodongan. Akan tetapi, dengan adanya kejadian yang menimpanya merupakan bukti belum adanya jaminan keamanan bagi masyarakat, khususnya warga Kota Malang.
"Ini persoalannya adalah bagaimana membangun rasa aman dan nyaman masyarakat di Kota Malang. Kemudian jika tidak ada progres, tidak ada kemajuan dari kasus itu, lalu bagaimana," tegasnya.
"Bahkan harapan saya pelakunya segera bisa ditangkap bisa menjadi ancaman bagi rasa aman masyarakat di sekitar kita. Secara materi mungkin saya tidak dirugikan, tapi ini kaitannya dengan imateriel rasa aman dan nyaman itu," sambungnya.
Terpisah, Wakasatreskrim Polresta Malang Kota AKP Nur Wasis menuturkan, jika pihaknya masih terus melakukan penyelidikan terkait kasus penodongan yang dialami oleh Bambang Rukminto.
"Saat ini penyidik masih melakukan langkah- langkah penyelidikan. Hari ini pelapor (Bambang Rukminto) datang untuk memberikan keterangan tambahan, termasuk bukti bukti," ujar Nur Wasis.
"Harapan kami segera dapat mengenali pelaku yang melakukan kejahatan sebagaimana yang dilaporkan oleh pelapor," tandasnya.
Nur Wasis menambahkan minimnya saksi ketika terjadinya peristiwa tersebut juga menjadi kendala penyidik untuk mengungkap ciri-ciri pelaku. Kendati begitu, pihaknya tengah berupaya mempelajari rekaman CCTV yang berada di lokasi kejadian.
"Memang sampai saat ini kesulitan adalah minimnya saksi. tetapi itu bukan jadi alasan untuk kita tidak melakukan penyelidikan. Tetapi ada pembuktian-pembuktian lain salah satunya tadi yaitu mencari beberapa cctv yang waktunya relevan saat itu dan kemudian kami padukan dengan sketsa gambar yang dilakukan oleh pelapor," imbuhnya.
(abq/iwd)