Pembobolan rekening nasabah bank dengan modus pesan WhatsApp berisi link aplikasi tersembunyi makin menghantui. Sudah ada 2 nasabah salah satu bank di Malang Raya yang menjadi korban pembobolan rekening gegara membuka link WhatsApp yang dikirim oleh nomor tak dikenal.
Yang terbaru, korbannya adalah Irwan Gema, warga Klojen, Kota Malang. Pria itu mengaku kehilangan uang Rp 549 juta dalam sekejap usai mengeklik tautan aplikasi berformat PDF yang dikirim nomor tak dikenal melalui pesan WhatsApp.
Seperti yang diceritakan oleh Irwan, peristiwa itu bermula saat dirinya mendapatkan sebuah kiriman file dari orang tak dikenal pada Minggu (11/6) subuh. Dalam pesan itu terlampir file format PDF. Irwan tidak curiga. Dia pun membuka file itu yang ternyata membuat HP-nya heng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian, saya buka file itu dan langsung terinstal di HP saya. Lalu tiba-tiba muncul beberapa pesan SMS untuk mencoba masuk ke akun internet banking saya di aplikasi handphone," katanya kepada wartawan, Jumat (14/7/2023).
File PDF yang Bikin Handphone Heng
Aplikasi berkedok file PDF yang dia buka itulah yang diduga menjadi jalan bagi pelaku mendapatkan informasi penting dari HP korban. Setelah itu, pelaku berupaya untuk mengganti kata sandi aplikasi internet banking milik korban.
Setelah melewati safety mode, pelaku pun meretas akun milik Irwan. Dalam waktu yang sangat singkat, terjadi dua kali transaksi ke rekening pelaku. Irwan pun tidak bisa berbuat apa-apa karena kondisi HP-nya saat itu masih heng.
"Saat itu, Senin (12/6) sekitar pukul 01.23 WIB dini hari, transaksi pertama ke sesama rekening (bank yang sama) atas nama Iwan sebesar Rp 500 juta. Dan pada pukul 01.24 WIB, kembali terjadi transaksi senilai Rp 49,9 juta ke rekening (bank lain) atas nama Rachmah Fauziah. Padahal, saya tidak melakukan transaksi itu sama sekali," ujarnya.
Setelah ada notifikasi terjadi transaksi melalui rekening miliknya, keesokan harinya Irwan langsung datang ke kantor bank terdekat. Setelah itu, Irwan bertemu dengan supervisor bank dan dibantu melihat mutasi rekening.
"Lalu terlihat, ada transfer dua kali dari rekening saya. Akhirnya saya membuat pengaduan, dan akan diproses selama 14 hari kerja," katanya.
Irwan telah mengadukan kasus yang dialami ke polisi. Ia berharap, kasus yang sama tidak terjadi kepada nasabah lain. Wakasat Reskrim Polresta Malang Kota AKP Nur Wasis mengaku belum tahu detil laporan yang dilayangkan korban. Dia hanya mengimbau masyarakat lebih berhati-hati terhadap beragam modus penipuan.
"Ini adalah modus yang harus diperhatikan bersama karena kerap kali mengecoh. Apabila sulit membedakan format file itu berbentuk aplikasi atau bukan, lebih baik abaikan dan blokir kontak yang mencurigakan," tegasnya.
Irwan Gema mengaku kecewa dengan tanggapan dari pihak bank tempat dirinya memiliki rekening tabungan. Pasalnya, ia dianggap menjadi korban fraud alias penipuan. Dan kejadian yang dialaminya itu, di luar kendali bank, karena pelaku yang melakukan pembobolan sistem dari aplikasi yang dipasang.
"Saya kecewa, karena pihak bank tidak bisa membantu. Mungkin kesannya seperti melimpahkan kepada nasabah, yang sedang mengalami musibah," tegasnya.
Aduannya atas kejahatan yang diduga phising itu justru membuat pihak bank cenderung menyalahkan dirinya karena dianggap ceroboh. Pria berusia 67 tahun itu pun menyayangkan sistem keamanan perbankan tempat dia menyimpan uang.
Irwan membandingkan dengan 6 bank lain tempat dirinya memiliki rekening. Irwan mengklaim bahwa ada upaya dari pelaku yang sama untuk membobol rekening banknya yang lain, tapi bank lain itu memberikan notifikasi bahwa upaya login telah digagalkan.
"Saya ada tujuh rekening, semuanya aman. Bahkan, ada yang mengirimkan notifikasi bahwa upaya login gagal. Tapi yang ini justru kebobolan," ujarnya kepada wartawan.
File undangan bikin nasabah lain kebobolan Rp 1,4 miliar. Baca di halaman selanjutnya.