Modus Bahaya Link WhatsApp Bobol Rekening Nasabah hingga Miliaran Rupiah

Round-Up

Modus Bahaya Link WhatsApp Bobol Rekening Nasabah hingga Miliaran Rupiah

Denza Perdana - detikJatim
Sabtu, 15 Jul 2023 07:00 WIB
Nasabah bank di Malang menunjukkan lampiran jawaban pihak bank atas bobolnya rekeningnya.
Nasabah bank di Malang menunjukkan lampiran jawaban pihak bank atas bobolnya rekeningnya. (Foto: Muhammad Aminuddin/detikJatim)
Kota Malang -

Pembobolan rekening nasabah bank dengan modus pesan WhatsApp berisi link aplikasi tersembunyi makin menghantui. Sudah ada 2 nasabah salah satu bank di Malang Raya yang menjadi korban pembobolan rekening gegara membuka link WhatsApp yang dikirim oleh nomor tak dikenal.

Yang terbaru, korbannya adalah Irwan Gema, warga Klojen, Kota Malang. Pria itu mengaku kehilangan uang Rp 549 juta dalam sekejap usai mengeklik tautan aplikasi berformat PDF yang dikirim nomor tak dikenal melalui pesan WhatsApp.

Seperti yang diceritakan oleh Irwan, peristiwa itu bermula saat dirinya mendapatkan sebuah kiriman file dari orang tak dikenal pada Minggu (11/6) subuh. Dalam pesan itu terlampir file format PDF. Irwan tidak curiga. Dia pun membuka file itu yang ternyata membuat HP-nya heng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian, saya buka file itu dan langsung terinstal di HP saya. Lalu tiba-tiba muncul beberapa pesan SMS untuk mencoba masuk ke akun internet banking saya di aplikasi handphone," katanya kepada wartawan, Jumat (14/7/2023).

File PDF yang Bikin Handphone Heng

ADVERTISEMENT

Aplikasi berkedok file PDF yang dia buka itulah yang diduga menjadi jalan bagi pelaku mendapatkan informasi penting dari HP korban. Setelah itu, pelaku berupaya untuk mengganti kata sandi aplikasi internet banking milik korban.

Setelah melewati safety mode, pelaku pun meretas akun milik Irwan. Dalam waktu yang sangat singkat, terjadi dua kali transaksi ke rekening pelaku. Irwan pun tidak bisa berbuat apa-apa karena kondisi HP-nya saat itu masih heng.

"Saat itu, Senin (12/6) sekitar pukul 01.23 WIB dini hari, transaksi pertama ke sesama rekening (bank yang sama) atas nama Iwan sebesar Rp 500 juta. Dan pada pukul 01.24 WIB, kembali terjadi transaksi senilai Rp 49,9 juta ke rekening (bank lain) atas nama Rachmah Fauziah. Padahal, saya tidak melakukan transaksi itu sama sekali," ujarnya.

Setelah ada notifikasi terjadi transaksi melalui rekening miliknya, keesokan harinya Irwan langsung datang ke kantor bank terdekat. Setelah itu, Irwan bertemu dengan supervisor bank dan dibantu melihat mutasi rekening.

"Lalu terlihat, ada transfer dua kali dari rekening saya. Akhirnya saya membuat pengaduan, dan akan diproses selama 14 hari kerja," katanya.

Irwan telah mengadukan kasus yang dialami ke polisi. Ia berharap, kasus yang sama tidak terjadi kepada nasabah lain. Wakasat Reskrim Polresta Malang Kota AKP Nur Wasis mengaku belum tahu detil laporan yang dilayangkan korban. Dia hanya mengimbau masyarakat lebih berhati-hati terhadap beragam modus penipuan.

"Ini adalah modus yang harus diperhatikan bersama karena kerap kali mengecoh. Apabila sulit membedakan format file itu berbentuk aplikasi atau bukan, lebih baik abaikan dan blokir kontak yang mencurigakan," tegasnya.

Irwan Gema mengaku kecewa dengan tanggapan dari pihak bank tempat dirinya memiliki rekening tabungan. Pasalnya, ia dianggap menjadi korban fraud alias penipuan. Dan kejadian yang dialaminya itu, di luar kendali bank, karena pelaku yang melakukan pembobolan sistem dari aplikasi yang dipasang.

"Saya kecewa, karena pihak bank tidak bisa membantu. Mungkin kesannya seperti melimpahkan kepada nasabah, yang sedang mengalami musibah," tegasnya.

Aduannya atas kejahatan yang diduga phising itu justru membuat pihak bank cenderung menyalahkan dirinya karena dianggap ceroboh. Pria berusia 67 tahun itu pun menyayangkan sistem keamanan perbankan tempat dia menyimpan uang.

Irwan membandingkan dengan 6 bank lain tempat dirinya memiliki rekening. Irwan mengklaim bahwa ada upaya dari pelaku yang sama untuk membobol rekening banknya yang lain, tapi bank lain itu memberikan notifikasi bahwa upaya login telah digagalkan.

"Saya ada tujuh rekening, semuanya aman. Bahkan, ada yang mengirimkan notifikasi bahwa upaya login gagal. Tapi yang ini justru kebobolan," ujarnya kepada wartawan.

File undangan bikin nasabah lain kebobolan Rp 1,4 miliar. Baca di halaman selanjutnya.

Sebelum Irwan, nasabah di bank yang sama juga menjadi korban pembobolan rekening setelah mengeklik undangan pernikahan palsu. Nasabah yang malang itu bernama Silvia YAP (52) pengusaha aksesori kendaraan asal Jalan Inspol Suwoto, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.

Uang tabungan di rekening bank miliknya yang mencapai Rp 1,4 miliar raib gegara mengklik undangan pernikahan yang dikirim via WhatsApp (WA). Tabungan nasabah prioritas salah satu bank BUMN itu pun lenyap dalam semalam.

Kasus ini sudah dilaporkan korban ke Polda Jawa Timur terkait akses ilegal dan dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) pada Rabu (5/7) kemarin oleh kuasa hukumnya, Hilmy F Ali.

"Akhir Mei 2023, klien kami menerima undangan pernikahan digital. Undangan tersebut diklik, terus di handphone-nya ada 6 aplikasi mobile banking. Tapi yang kebobol hanya bank (BUMN) itu. Kasus ini sudah kami laporkan ke Polda Jatim soal ilegal akses dan TPPU," ujar Hilmy mendampingi Silvia di kantornya, Jumat (7/7/2023).

Nasabah bank kehilangan uang Rp 1,3 miliar dalam semalam setelah mengeklik undangan pernikahan melalui WhatsAppNasabah bank kehilangan uang Rp 1,3 miliar dalam semalam setelah mengeklik undangan pernikahan melalui WhatsApp. (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)

Selanjutnya, pada 25 Mei 2023, Silvia mendapat notifikasi dari telepon genggamnya terkait adanya perangkat asing yang mencoba untuk mengakses emailnya. Silvia pun mengganti dan membeli HP baru untuk menyimpan data pribadinya tapi hari itu juga transaksi pemindahan dana terjadi pukul 21.00 hingga 23.59 WIB.

"Dana itu keluarnya dari dua rekening klien kami. Anehnya, pemindahan dana itu melalui aplikasi perbankan mobile. Padahal klien kami tidak pakai aplikasi itu, karena dana yang dimiliki murni untuk disimpan sebagai tabungan," ungkapnya.

Dalam tiga jam itu, kata Hilmy, dana di rekening Silvia berpindah tanpa adanya konfirmasi dirinya sebagai nasabah atau pemilik rekening. Dari total tabungan Rp 1,4 miliar lenyap dalam sekejap tersisa Rp 2 juta saja.

Sama halnya dengan Irwan, Silvia YAP juga kebobolan uang Rp 1,4 miliar di rekening bank yang sama. Keesokan hari setelah uangnya dikuras hingga hanya disisakan Rp 2 juta, Silvia mencoba menanyakan tentang transaksi mencurigakan itu ke kantor cabang terdekat.

"Dan klien kami justru menerima jawaban kurang memuaskan. Terkesan tidak tanggung jawab, klien kami dianggap sengaja membocorkan data pribadi," kata Hilmy F Ali, kuasa hukum Silvia YAP.



Hide Ads