Vera Andini (29), cewek asal Kota Malang diduga melakukan penipuan berkedok investasi mesin pompa Air Susu Ibu (ASI). Total kerugian yang diderita ratusan korban mencapai Rp 11 miliar. Para korban mengaku sempat dijanjikan akan mendapat pengembalian uang, tapi kenyataanya janji tersebut tidak terealisasi sepenuhnya.
"Para investor (korban) sempat dijanjikan dapat pengembalian modal dan pembayaran keuntungan tahap 1, 2, dan 3 sesuai dengan urgensinya. Misal ada yang sakit, menikah, bahkan kalau ada yang pinjol," ujar salah satu korban Martha Retsa Febriantina (28) kepada detikJatim, Selasa (11/7/2023).
Namun dalam realisasinya, pencairan tahap 1 hanya diberikan ke beberapa peserta saja. Tidak semua peserta investasi dapat. Sedangkan peserta yang menanamkan modal ke bisnis pompa ASI milik Vera itu mencapai sekitar 100 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pencairan itu hanya tahap 1 saja dibayar dan cuman kepada beberapa peserta, pencairannya kalau nggak salah di bulan Mei 2023 lalu. Kemudian dikabarkan pencairan tahap 2 di bulan Juni 2023, tapi sampai saat ini tidak ada kabar dan kejelasan," terangnya.
Retsa sendiri mengaku sebenarnya sudah mengikuti investasi pompa ASI tersebut sejak April 2022. Selama beberapa bulan awal-awal dia ikut investasi, pengembalian modal dan pembayaran keuntungan lancar-lancar saja. Tidak pernah terlambat.
Kejanggalan mulai dirasakannya saat memasuki awal tahun 2023. Resta melihat Vera yang mulai masif menawarkan investasi pompa tersebut hingga akhirnya para peserta dibuatkan sebuah grup WhatsApp.
"Kami mulai tahu ini penipuan itu saat dia bilang order barang dari China dan butuh dana Rp 1,5 miliar pada awal maret 2023 kalau nggak salah. Dengan keuntungan sekian persen. Saat itu banyak yang nanem modal di situ," kata dia.
"Berjalannya waktu, investor ini bertanya-tanya kenapa kok barangnya nggak dateng-dateng dan akhirnya kita sempat cek ke brand-nya itu dan memang sudah order tapi belum payment (bayar). Kita bingung, kok ngak dibayar, kan uang sudah terkumpul," sambungnya.
Kecurigaan peserta semakin kuat karena pada bulan yang sama pencairan modal dan keuntungan investasi pompa ASI macet. Ketika Vera ditanya, ia memberikan respons santai dan menyampaikan akan ada pencairan secara bertahap.
"Pada kenyataanya sampai sekarang nggak ada pencairan. Dia kami hubungi sulit. Saya aja telepon sampai 100 kali dan kirim pesan, nggak ada respons. Salah satu investor juga sudah melaporkan dia ke kepolisian. Rencananya kalau tidak ada itikad baik kami akan ramai-ramai laporan juga ke polisi," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, sorang cewek di Malang diduga melakukan penipuan berkedok investasi pompa ASI yang merugikan korban hingga total Rp 11 miliar. Aksi penipuan ini dibongkar para korban di Instagram.
Di akun @korban_veraandhini terdapat sejumlah unggahan yang berisi foto Vera dan chat-chat dengan para korban. Korban dugaan penipuan tersebut berjumlah kurang lebih 100 orang. Total kerugian para korban diperkirakan mencapai Rp 11 miliar.
Ada korban yang telah melaporkan kasus ini ke polisi. Langkah itu diambil karena Vera diduga sengaja menghilang. Sampai saat ini, ia tidak bertanggung jawab dan sulit diajak komunikasi.
"Kami (para korban) sudah mencoba menghubungi (Vera). Saya saja telepon sampai 100 kali pun nggak direspons, saya kirim pesan juga tidak dibalas. Dia juga sekarang tinggal di mana, kami nggak tahu," kata Retsa.
(hil/dte)