Kejadian tragis menimpa santri berinisial MUA (17) yang tewas setelah mengikuti ujian silat kenaikan tingkat di Mojokerto. Korban yang berasal dari Karangpilang, Surabaya diduga menjadi korban penganiayaan oleh santri senior.
Peristiwa itu terjadi Senin (26/6) malam sekitar pukul 21.30 WIB di Ponpes Ismul Haq, Dusun Kowang, Desa Gebangsari, Jatirejo, Mojokerto. Saat ujian, korban diduga dipukuli dua orang seniornya.
Selain itu, santri YPAY Al Ikhlas di Kelurahan Miji, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto itu juga diminta duel dengan temannya. Tragedi terjadi ketika remaja berusia 17 tahun itu tumbang. MUA sempat dibawa ke Puskesmas Dinoyo, Jatirejo pada Selasa (27/6) pagi pukul 07.00 WIB tapi nyawanya tak tertolong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolres Mojokerto, AKBP Wahyudi mengungkapkan bahwa pihaknya telah memulai penyelidikan atas kasus ini. "Saat ini, kami sedang melakukan tahap penyidikan. Rincian lebih lanjut dapat dikonfirmasi kepada Kasat Reskrim," jelasnya kepada detikJatim, Jumat (30/6/2023).
Sementara, Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Gondam Prienggondhani menjelaskan bahwa kasus penganiayaan yang menyebabkan kematian MUA masih dalam proses penyidikan.
Menurut informasi yang diperoleh oleh detikJatim, korban meninggal akibat pukulan di perut dengan menggunakan benda tumpul. Hal ini mengakibatkan pendarahan pada pankreas korban.
Usai melakukan penyelidikan, Polisi menetapkan 5 orang tersangka. Kelimanya terdiri dari 2 pria dewasa dan 3 anak di bawah umur. Gondam membenarkan bahwa 5 tersangka saat ini telah ditahan terkait kasus kematian korban.
Tersangka pertama adalah IH (21) asal Surabaya, tersangka kedua adalah AM (20) asal Mojokerto, sedangkan tersangka lainnya masih berusia 16 dan 17 tahun. Polisi menetapkan kelimanya sebagai tersangka setelah 10 jam melakukan penyelidikan kematian MUA.
Informasi yang berhasil dikumpulkan detikJatim, dari kelima tersangka hanya IH dan AM yang diduga melakukan pemukulan pada perut korban menggunakan tongkat pramuka. Alasan IH dan AM memukulkan tongkat kayu itu hingga patah adalah untuk menguji ilmu pernapasan korban.
Diduga akibat perbuatan kedua tersangka itulah MUA meninggal karena mengalami pendarahan pada pankreas. Mengenai penyebab kematian santri MUA tersebut, Gondam enggan memberikan jawaban spesifik.
"Masih dalam proses penyidikan lebih lanjut," ungkapnya.
(dpe/iwd)