Suasana Malang terasa mencekam selepas tewasnya KM, mahasiswi Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri). KM tewas dikeroyok setelah menghadiri perayaan kelulusan temannya.
Motif pengeroyokan terhadap mahasiswa asal Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT itu masih jadi teka-teki. Yang jelas, kematian mahasiswa yang ditemukan di belakang kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu berbuntut panjang.
Tewasnya KM memicu aksi tawuran mahasiswa. Teman-teman KM yang tak terima melakukan sweeping ke sejumlah kos di daerah Baiduwi, Tlogomas, Karangploso. Mereka mencari pembunuh KM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa ini bermula saat KM diundang temannya dalam perayaan kelulusan di sebuah kafe yang tak jauh dari lokasi penemuan jenazah korban. Korban diketahui mengunjungi kafe itu sekitar pukul 21.00 WIB, Sabtu (24/6).
Setelah beberapa waktu berjalan, KM berpamitan pulang. Entah apa masalahnya, tiba-tiba korban diteriaki oleh teman-temannya yang datang di kafe itu. Dia kemudian dikejar, lalu dikeroyok hingga tewas. Sampai sekarang motif pengeroyokan itu masih jadi teka-teki.
"Sampai saat ini kami belum mengetahui motif dari meneriaki yang dilakukan para pelaku ini apa. Masih terus kami telusuri, kami juga sudah melakukan pemeriksaan kepada sejumlah saksi," ujar Kasi Humas Polres Malang Iptu Ahmad Taufik kepada detikJatim, Minggu (25/6/2023).
Tak berhenti di situ, teman-teman KM yang lain tidak terima. Mereka mendatangi kafe tersebut hingga tawuran pecah. Sejumlah fasilitas dan kendaraan di kafe itu rusak parah.
Dari pantauan detikJatim, dua unit kafe yang lokasinya tak jauh dari lokasi jenazah korban terlihat porak-poranda. Kursi dan meja berhamburan, kaca pecah, mobil dirusak, hingga satu motor Yamaha All New R15 hangus terbakar.
Kafe lokasi tawuran tersebut telah dipasangi garis polisi. Sejumlah petugas juga disiagakan di sana untuk mencegah terjadinya aksi balasan.
"Satuan Brimob telah kami siagakan di tempat-tempat yang terdampak tadi pagi. Ini kita lakukan untuk menjaga keamanan dan masyarakat sekitar tidak lagi khawatir akan adanya kerusuhan," tambah Taufik.
Tak cuma tawuran pecah di kafe, rumah kos di Jalan Baiduri, Tlogomas juga jadi sasaran amuk. Teman-teman KM diduga mencari pelaku pengeroyokan di kos-kosan tersebut.
Mereka datang sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Mereka langsung merangsek masuk dan mencari seseorang ber-KTP Atambua. Seluruh kamar kos digedor-gedor.
"Puluhan orang itu datang membuka gerbang pintu. Mereka masuk ramai-ramai kemudian menutup lagi pagarnya. Mereka mau mengedor-gedor pintu sambil bilang cari orang Atambua," cerita Erlina, pemilik saat kos-kosan ditemui detikJatim, Minggu (25/6/2023) petang.
Sweeping berlanjut di Tlogomas. Baca halaman selanjutnya.
"Ada motor punyanya penghuni kos itu juga dirusak, cuman nggak parah. Di dalam kos ini kebetulan ada 8 kamar yang ada isinya, untuk sisanya itu pulang ke daerah masing-masing," terang Erlina.
Tak hanya di kos-kosan, sweeping berlanjut di kawasan Tlogomas malam harinya. Menurut saksi mata, sekelompok mahasiswa berjalan dari arah utara ke selatan di Jalan Raya Tlogomas. Mereka bahkan sempat menganiaya warga yang merekam.
"Kejadiannya tadi jam 7-an (malam), banyak orang seperti mahasiswa lari dari arah utara menuju kampus Unitri," ujar Danang, petugas SPBU yang berada di Jalan Raya Tlogomas.
"Ada warga sempat dipukuli, karena ketahuan merekam. Hanya itu, tidak ada bentrok dengan mahasiswa lain," sambungnya.
Warga sekitar siaga usai adanya sweeping dan insiden pemukulan tersebut. Semua gang dijaga. Portal-portal ditutup.
"Ini sebagai antisipasi agar mereka nggak macam-macam sampai masuk kampung. Portal masuk gang juga kami tutup," ujar Suyono, warga RT 05.
Aksi sweeping di Tlogomas itu kemudian dibubarkan polisi. Sekitar 150 orang dievakuasi ke rumah persemayaman Gotong Royong.
"Mereka dilokalisir di Gotong Royong untuk melihat temannya yang meninggal itu," jelas Kapolresta Malang Kota Kombes Budi Hermanto.
Untuk menghindari sweeping susulan, sebanyak 2 SSK polisi disiagakan di sekitar Tlogomas. Polisi bersama TNI dan Satpol PP juga patroli keliling untuk menciptakan suasana tetap kondusif dan tidak ada sweeping hingga tawuran lagi.
Budi Hermanto mengimbau warga Malang untuk tidak men-share aksi sweeping di media sosial. Budi Hermanto menegaskan bahwa pihaknya pasti akan menuntaskan perkara pengeroyokan tersebut.
"Kami juga minta tolong warga untuk tidak terlalu membesar-besarkan, kemudian kirim berita yang memicu dan membangkitkan emosi orang. Ini bisa diselesaikan," tandasnya.
Simak Video "Video: Polisi Ringkus Penculik Anak di Malang, Pelaku Minta Tebusan Rp 150 Juta"
[Gambas:Video 20detik]
(hil/dte)