Ketakutan Hebat Anak Kedua yang Jadi Saksi Kunci Ibu di Jember Gantung Diri

Round Up

Ketakutan Hebat Anak Kedua yang Jadi Saksi Kunci Ibu di Jember Gantung Diri

Dida Tenola - detikJatim
Selasa, 20 Jun 2023 07:00 WIB
Lokasi ibu gantung diri di jember lalu temukan 2 anaknya tewas
Lokasi ibu di Jember gantung diri ditemukan bersama 2 anak yang tewas. (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Kasus ibu di Jember bernama Husnul Khotimah yang gantung diri beserta temuan dua anaknya yang tewas terus didalami polisi. Selain melakukan visum, polisi juga masih berusaha menggali keterangan anak kedua Husnul yang menjadi saksi kunci peristiwa itu. Masalahnya, tak mudah bagi polisi untuk membuat bocah berusia 6 tahun itu bersuara.

Anak kedua Husnul itu mengalami ketakutan hebat. Dia yang membukakan pintu ayahnya, Agus Riyadi (36) sepulang berjualan cilok pada Sabtu (17/6), pukul 01.00 WIB dini hari. Begitu pintu dibuka, Agus terperanjat histeris sejadi-jadinya melihat istri dan kedua anaknya sudah tewas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita masih menunggu (pemeriksaan anak) itu, karena anak tersebut yang membukakan pintu di mana suami atau orang tua dari anak tersebut pulang setelah berjualan cilok. Namun, hanya menyampaikan kepada bapaknya 'Takut... Takut sama ibu' yang nanti akan kita mintai keterangan," jelas Kasat Reskrim Polres Jember AKP Dika Hadiyan Widya Wiratama kepada detikJatim, Senin (19/6/2023).

Psikologis anak kedua Husnul itu jelas terganggu. Dia menyaksikan langsung ibunya, kakaknya yang berusia 7 tahun, dan adiknya yang baru berumur 8 bulan meninggal dunia.

ADVERTISEMENT

Oleh sebab itu, untuk mendapatkan keterangan anak kedua Husnul, polisi harus meminta izin dari psikiater yang mendampingi. Selain itu, Korps Bhayangkara juga harus berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

"Mengingat korban masih di bawah umur, jadi masih perlu penanganan khusus untuk kita mendapatkan keterangan," kata Dika.

Ditanya apakah kedua anak yang meninggal akibat dibunuh sang ibu sebelum gantung diri, Dika belum bisa memastikan. Karena masih menunggu hasil keterangan saksi kunci.

"Ya kita masih dalami itu. Karena saksi yang mengetahui betul yakni anak nomor dua umur 6 tahun," tambahnya.

Selain berusaha meminta keterangan saksi kunci, polisi telah mendapatkan hasil visum jenazah ketiga orang. Hasil visum ini akan menjadi salah satu petunjuk penyidik untuk mengungkap penyebab kematian warga Lungkungan Krajan, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang, Jember ini.

"Terkait penyebab kematiannya, hasil dari pemeriksaan visum di RSD Soebandi ada 3 korban. Yang pertama anak umur 8 bulan. Dari pemeriksaan visum tidak ada tanda-tanda kekerasan. Memang ditemukan tanda lebam, namun itu hanya lebam mayat," imbuh Dika.

"Jadi indikasi anak tersebut meninggal karena kehabisan oksigen tidak bernapas. Bisa dengan cara dibekap. Karena kita tidak menemukan cekikan atau yang lainnya," sambungnya.

Kemudian, untuk anak yang umur 7 tahun, lanjut Dika, didapati luka di bibir yang diduga ditekan. Juga ditemukan bekas jeratan di leher.

"Tapi tidak ada luka sobek di bibir bagian dalam, diduga karena terhimpit atau tekanan yang membentur dengan gigi. Kemudian di leher ada bekas jeratan oleh kawat jemuran. Hal itu didukung juga di TKP didapati ada tali jemuran dan juga kawat," ungkapnya.

Kemudian untuk korban ketiga, lanjut mantan Kasat Reskrim Polres Pacitan ini adalah sang ibu bernama Husnul Khotimah atau HK (31). Perempuan itu diduga meninggal karena gantung diri.

"Karena tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. Hanya ada jeratan bekas tali di lehernya sesuai dengan posisi di mana ditemukan korban tersebut. Alat yang digunakan tali jemuran itu," jelasnya.




(hil/dte)


Hide Ads