Pilu Ibu Gantung Diri di Jember Alami Depresi Sejak 2018

Pilu Ibu Gantung Diri di Jember Alami Depresi Sejak 2018

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Senin, 19 Jun 2023 10:19 WIB
Ambulans yang membawa jenazah ibu dan 2 anaknya yang ditemukan tewas di Jember
Ambulans yang membawa jenazah ibu dan 2 anaknya yang ditemukan tewas di Jember (Foto: Yakub Mulyono/detikJatim)
Surabaya -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Kisah pilu dialami seorang ibu muda di Jember, Husnul Khotimah (31). Ia ditemukan tewas diduga gantung diri di rumahnya di Lingkungan Krajan, Kelurahan Bintoro, Patrang, Jember. Dua anaknya juga ditemukan meninggal di ranjang kamar. Sang ibu diketahui menderita depresi sejak 2018.

"Keterangan yang disampaikan dari suami, sejak tahun 2018 kemarin istrinya mengalami depresi, halusinasi, dan juga kadang mendengar suara-suara bisikan yang tidak jelas atau gaib. Saat itu sudah dilakukan pemeriksaan dan pengobatan berjalan di RSUD dr. Soebandi Jember," kata Kapolres Jember AKBP M Nurhidayat, Minggu (18/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, karena keterbatasan biaya, pengobatan dan perawatan terhadap korban terhenti. Pengobatan Husnul terhenti karena kartu BPJS tak bisa lagi digunakan.

"Berdasarkan informasi dari pemerintah kelurahan setempat, pengobatan sang ibu sempat terhenti sekitar bulan Mei kemarin. Jadi kaitan BPJS-nya," ungkap Nurhidayat.

ADVERTISEMENT

Husnul Khotimah sudah beberapa kali berusaha bunuh diri. Camat Patrang Farisa Jamal Taslim mengatakan, beberapa bulan lalu Husnul Khotimah sempat menghilang dari rumah dan melakukan upaya percobaan bunuh diri di Kecamatan Kalisat. Saat itu, Husnul sambil menggendong anaknya yang pertama hendak bunuh diri dengan melompat ke sungai.

"Kejadiannya beberapa bulan lalu, pokoknya belum setahun info yang kami dapatkan," ujar Faris.

Aksi percobaan bunuh diri itu berhasil digagalkan warga. Kemudian, Husnul Khotimah dibawa ke rumah keluarganya di Kecamatan Ajung. Namun, di sana Husnul Khotimah kembali mencoba bunuh diri dengan berupaya melompat ke sungai bersama anaknya. Aksinya saat itu digagalkan lagi oleh warga.

"Yang sering diajak bunuh diri itu anaknya yang pertama yang usia 7 tahunan," kata Faris.

Bahkan beberapa hari sebelum ini, kata Faris, Husnul Khotimah sempat menghilang dari rumah. Tapi kemudian dia pulang lagi. "Setelah itu kita dengar ada kejadian tadi," ujar Faris.

Hal senada diungkapkan oleh Saminah (65) mertua korban. Menurutnya, Husnul Khotimah memang mengalami depresi sejak lama.

"Dia memang berobat depresi. Tapi 6 bulan ini sudah ndak (berobat lagi), sudah normal, sudah biasa," kata Saminah.

Menurut Saminah, depresi yang dialami Husnul Khotimah tidak sampai mengamuk. Tapi lebih banyak berdiam diri seperti sedang melamun. "Walaupun ada orang ngajak ngomong, dia diam aja," ujarnya.

Ditanya sejak kapan Husnul Khotimah mengalami depresi, Saminah mengatakan sudah lama.

"(Depresinya) sudah lama. Setelah menikah," katanya.

Sebelumnya, jenazah Husnul dan dua anaknya ditemukan oleh suami korban, Agus Riyadi (36). Saat pulang berjualan Cilok di depan rumah sakit Soebandi, ia kaget melihat istri dan anaknya tewas. Agus pun berteriak histeris hingga tetangganya datang ke rumahnya.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads