7 Fakta Ibu di Jember Tewas Gantung Diri-2 Anaknya Ditemukan Tak Bernyawa

7 Fakta Ibu di Jember Tewas Gantung Diri-2 Anaknya Ditemukan Tak Bernyawa

Denza Perdana - detikJatim
Minggu, 18 Jun 2023 11:23 WIB
Lokasi ibu gantung diri di jember lalu temukan 2 anaknya tewas
Rumah ibu yang ditemukan gantung diri dan 2 anaknya tewas di dalam kamar di Jember. (Foto: Istimewa)
Jember -

Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan.

Peristiwa yang cukup mengejutkan itu terjadi di Kecamatan Patrang, Jember. Sejumlah warga sekitar terkejut ketika menemukan HK (31), seorang ibu rumah tangga tewas gantung diri di rumahnya. Warga juga menemukan 2 anaknya tewas dalam kamar.

Betapa pilu sang suami ketika menemukan istri dan 2 dari 3 anaknya tewas di rumah itu selepas pulang dari bekerja. Tetangga sekitar turut membantu sang suami mengevakuasi ketiga korban meninggal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini sejumlah fakta yang memilukan tentang peristiwa ibu yang ditemukan gantung diri bersamaan dengan anaknya yang ditemukan tewas di dalam kamar di Jember.

1. Suami Berteriak Histeris

ADVERTISEMENT

Orang pertama yang menemukan HK dan dua anaknya tewas di dalam rumah adalah suami HK bernama AR (36). Salah seorang tetangga yang meminta namanya tidak disebutkan menyebutkan itu.

"Saat ditemukan pertama, posisi LA (anak pertama) dan AVS (anak terakhir) ini meninggal telentang di atas kasur. Kalau HK posisinya gantung diri," kata tetangga korban kepada detikJatim, Sabtu (17/6).

Melihat istri dan 2 anaknya meninggal, AR berteriak histeris dan meminta pertolongan tetangga. Warga pun berdatangan dan temuan jenazah itu dilaporkan ke polisi.

"Korban ini punya 3 anak. Yang meninggal itu anak pertama dan yang balita usia 8 bulan itu anak ketiga. Nah, yang membukakan pintu ini anak kedua," jelasnya.

2. Ditemukan Dini Hari

Kepala Lingkungan Krajan Sumardiono menyebutkan bahwa penemuan jenazah ibu dan 2 anaknya itu terjadi dini hari. Saat itu dirinya datang ke lokasi melihat sang ibu sudah meninggal dalam keadaan mengenaskan.

"Diketahui sekitar jam satu dini hari. Saat saya ke sana, posisi si ibu tergantung di pintu kamar. Menghadap ke dalam kamar. Kalau dua anaknya itu tergeletak di ranjang kamar," kata Sumardiono, Sabtu (17/6).

Sumardiono kemudian melaporkan peristiwa itu ke perangkat desa dan polisi. Tidak berselang lama, petugas dari Polsek Patrang dan Polres Jember datang ke lokasi.

"Kita nggak berani ngapa-ngapain. Yang menurunkan jenazah ibunya dan mengevakuasi jenazah anaknya petugas dari kepolisian. Jenazah dibawa ke RSD dr. Soebandi Jember," pungkasnya.

3. Diduga Kuat Sang Ibu Gantung Diri

Kapolres Jember AKBP M Nurhidayat menyatakan kuat dugaan bahwa sang ibu sengaja mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Hal itu berdasarkan hasil olah TKP dan keterangan saksi.

"Saat kejadian, pintu rumah terkunci dari dalam. Di dalam rumah hanya ada si perempuan dengan tiga anaknya. Jadi untuk yang ibunya kuat dugaan sengaja bunuh diri," katanya.

Sedangkan dua anaknya yang meninggal, polisi masih menyelidiki penyebab kematian keduanya. Sebab satu-satunya saksi yang ada di dalam rumah adalah anak kedua yang masih berusia 6 tahun.

"Yang meninggal anak pertama dan ketiga. Kondisi dalam rumah juga masih rapi. Jadi peristiwanya memang tertutup," tandasnya.

4. Luka yang Ditemukan pada Kedua Anak

Polisi masih menyelidiki penyebab kematian dua anak HK. Dari hasil olah TKP dan visum luar, polisi mendapati luka bekas jeratan di leher dan juga luka benturan.

"Untuk yang anak nomor satu kita temukan bekas jeratan. Sedangkan anak yang masih berumur 8 bulan ditemukan bekas benturan di bagian belakang," kata Kapolres Jember AKBP M Nurhidayat, Sabtu (17/6/2023).

Polisi juga menemukan seutas tampar di dalam kamar. Tampar itu diduga digunakan untuk menjerat leher anak pertama.

"Di lokasi kamar kita temukan tampar yang biasanya dipakai untuk menjemur pakaian. Kita amankan sebagai barang bukti," katanya.

Terimpit ekonomi hingga depresi dan beberapa kali coba bunuh diri. Baca di halaman selanjutnya.

5. Keluarga Korban Diduga Terimpit Ekonomi

HK (31) dan AR (36) dikaruniai tiga anak. Anak pertama dan kedua perempuan. Masing-masing berusia 7 dan 6 tahun. Sedang yang bungsu laki-laki berusia 8 bulan. Dari sisi ekonomi, kondisi kehidupan keluarga ini pas-pasan bergantung dari penghasilan AR sebagai penjual cilok.

"Suaminya tiap hari jualan cilok. Lokasi jualannya di depan RSD dr Soebandi Jember," kata Kepala Lingkungan Krajan, Sumardiono kepada detikJatim, Sabtu (17/6).

Sedangkan HK sendiri tidak bekerja. Dia setiap hari mengurus rumah tangga dan ketiga anaknya di rumah.

"Kalau istrinya ya di rumah. Ngurus rumah tangga. Paling ya membantu suami menyiapkan bumbu cilok yang hendak dijual," ujar Sumardiono.

6. Sang Ibu Diduga Mengalami Gangguan Kejiwaan

HK selama ini diketahui mengalami gangguan kejiwaan. Bahkan, setiap bulan perempuan itu harus ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan atas gangguan kejiwaan itu.

"Informasi dari suaminya, istrinya ini mengalami gangguan kejiwaan. Bahkan setiap satu bulan sekali periksa ke rumah sakit dr Soebandi," kata Kepala Lingkungan Krajan, Sumardiono, Sabtu (17/6/2023).

"Bahkan tadi di lokasi saya lihat polisi juga mengamankan beberapa obat. Informasinya itu obat untuk mengobati si HK ini," imbuhnya.

Sumardi menambahkan, HK juga dikenal tertutup di kalangan tetangga sekitar. Berbeda dengan sang suami yang dikenal cukup akrab dengan warga.

7. Beberapa Kali Sempat Mencoba Bunuh Diri

HK sudah cukup lama mengalami depresi dan beberapa kali berusaha bunuh diri. Hal itu seperti disampaikan Camat Patrang Farisa Jamal Taslim.

"Dari laporan yang saya terima, almarhum HK ini diduga depresi. Ya semacam ada gangguan kejiwaan," katanya, Sabtu (17/6/2023).

Menurutnya beberapa bulan lalu HK sempat menghilang dari rumah dan mencoba bunuh diri di Kecamatan Kalisat sambil menggendong anaknya yang pertama hendak bunuh diri dengan melompat ke sungai.

Aksi percobaan bunuh diri itu berhasil digagalkan warga. Kemudian, HK dibawa ke rumah keluarganya di Kecamatan Ajung. Namun, di sana HK kembali mencoba bunuh diri dengan berupaya melompat ke sungai bersama anaknya. Aksinya saat itu digagalkan lagi oleh warga.

"Yang sering diajak bunuh diri itu anaknya yang pertama yang usia 7 tahunan," kata Faris.

Bahkan beberapa hari sebelum ini kata Faris, HK sempat menghilang dari rumah. Tapi kemudian dia pulang lagi. "Setelah itu kita dengar ada kejadian tadi," ujar Faris.

SM (65) mertua korban menyatakan bahwa HK memang mengalami depresi sejak lama. "Dia memang berobat depresi. Tapi 6 bulan ini sudah ndak (berobat lagi), sudah normal, sudah biasa," kata Saminah.



Hide Ads