AB (15) tega membunuh teman satu kelasnya di SMPN 1 Kemlagi, Mojokerto hanya karena sakit hati gegara dibangunkan saat tidur di dalam kelas, ditagih iuran kelas. Di sekolah, AB tidak hanya dikenal pemarah tetapi juga nakal.
AB sama-sama kelas 9E di SMPN 1 Kemlagi dengan korban AE (15). Remaja asal Dusun Kemlagi Barat, Desa/Kecamatan Kemlagi ini sudah 5 kali dipanggil guru Bimbingan Konseling (BK) karena sering berkelahi dengan temannya.
"Iya (AB pemarah), bahkan ayahnya mengakui anaknya temperamental," kata Wali Kelas 9E SMPN 1 Kemlagi Ali Hamdi kepada detikJatim, Kamis (15/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ali mengakui bahwa AB tergolong anak nakal. Tapi menurutnya kenakalan AB masih dalam batas wajar kenakalan anak SMP. Misalnya, AB sering kali izin ke kamar mandi saat jam pelajaran tapi tidak kembali ke kelas. AB juga sering tertidur di dalam kelas pada jam pelajaran.
"Mungkin karena membantu orang tuanya jualan ayam. Kalau nilai rapor ada beberapa yang tidak terpenuhi. Nilainya kategori cukup, dia termasuk 10 terbawah di kelasnya," terangnya.
Menurut Ali, sifat AB jauh berbeda dengan AE. Siswi asal Desa Mojojajar, Kemlagi itu aktif di semua mata pelajaran. Sehingga nilai akademis korban di atas rata-rata. Selain itu, AE mempunyai karakter jujur, terbuka, serta gaya bicara yang kalem dan sopan.
"Korban dipercaya, makanya kalau ada masalah di kelas dia yang saya panggil duluan. Karena dia jujur dan terbuka makanya saya kasih tanggung jawab menjadi bendahara kelas," jelasnya.
Berdasarkan penuturan anak didiknya, AB dan AE sebelumnya tidak pernah berkonflik. Korban dan pelaku pernah berpacaran ketika mereka sama-sama duduk di bangku kelas 1. Saat itu sekolah masih daring karena Pandemi COVID-19.
Ketika Ali menjadi wali kelas mereka AB dan AE sudah tidak lagi berpacaran. Ia menjadi wali kelas korban dan pelaku sejak mereka duduk di kelas 2.
"Terakhir ini mereka sama-sama sudah punya pacar. Antara korban dan pelaku di sekolah jarang mengobrol, mungkin karena ada masa lalu ketika kelas 1 tadi," ungkapnya.
Di mata tetangga dekatnya, AB juga dinilai sebagai anak nakal. Pelaku beberapa kali berkelahi dengan temannya. Ia dikenal sebagai sosok yang pemarah.
"Informasinya kan bapak dan ibunya sering berantem, mungkin dia melihat kelakuan orang tuanya," terang Suyatno (53), tetangga dekat AB.
Namun, AB rajin membantu pekerjaan orang tuanya berdagang daging ayam di Pasar Kemlagi. Kata Suyatno, pelaku biasa membantu membersihkan ayam hingga larut malam. Aktivitas itu dilakukan AB di rumah milik orang tuanya yang khusus untuk memotong dan membersihkan ayam.
"Kadang mengantar ayam ke Pasar Kemlagi dekat rumahnya. Dia juga membantu nyabuti bulu ayam kalau malam. Biasanya mulai jam 10/11 malam. Mungkin dia terlalu malam aktivitasnya, waktu istirahatnya kurang sehingga sering tertidur di sekolah," tandasnya.
AB membunuh AE pada Senin (15/5/2023) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Pelaku mencekik siswi kelas 3 SMP itu hingga tewas di tengah sawah. Lokasi pembunuhan sekitar 200 meter di sebelah selatan rumah pelaku.
Pembunuhan ini dipicu sakit hati AB dengan korban. Penyebabnya sangat sepele, pelaku dibangunkan oleh korban saat tertidur di kelas lalu ditagih untuk membayar iuran kelas yang menunggak 2 bulan senilai Rp 40.000.
Tidak hanya itu, teman AB, M Adi (19), warga Desa Mojowatesrejo, Kemlagi tega menyetubuhi jasad AE hingga 2 kali di rumah AB. Ketika itu, AB keluar untuk membeli tali rafia sedangkan rumah itu kosong karena khusus untuk memotong dan membersihkan ayam.
Adi dan AB membungkus mayat korban dengan karung plastik warna putih. Mereka membuang jenazah korban yang terbungkus karung di parit bawah rel kereta api (KA) Desa Mojoranu, Sooko, Mojokerto sekitar pukul 23.00 WIB.
AE hilang sejak 15 Mei 2023. Saat itu, ia pamit ke ibunya melihat pasar malam di lapangan Desa Mojodadi, Kemlagi. Orang tua korban melaporkan kehilangan putrinya ke Polsek Kemlagi pada 17 Mei lalu.
(dpe/iwd)