Tiga pembunuhan sadis terjadi di Malang, Surabaya dan Mojokerto. Persamaan ketiga kasus pembunuhan ini yakni berawal dari laporan kehilangan keluarga korban. Laporan keluarga ke polisi membuat polisi melakukan penyelidikan hingga menangkap pelaku hingga menemukan jenazah korban pembunuhan.
Kasus pertama yakni pembunuhan mahasiswi Universitas Surabaya (Ubaya) Angeline Natahia (20). Warga Gunung Anyar Surabaya ini menjadi korban kesadisan guru les musiknya berinisial R yang dicekik hingga tewas dan memasukkan jasadnya ke dalam koper.
Jenazah Angeline kemudian dibuang di jurang kawasan Gajah Mungkur, Mojokerto. Penemuan ini tentu saja mengagetkan warga sekitar. Pasalnya lokasi tersebut jauh dari permukiman warga. Temuan mayat ini berawal dari laporan orang hilang di Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban dilaporkan hilang usai berpamitan kuliah sejak Rabu (3/5) pukul 15.00 WIB. Saat dilaporkan hilang, ia membawa mobil Mitsubishi Xpander warna abu-abu nopol L 1893 FY.
"Yang bisa kami dapatkan keterangan dari tersangka atau pelaku ini bahwa yang bersangkutan sakit hati lalu melakukan pembunuhan dengan mencekik korban," kata Kasat Reskrim AKBP Mirzal Maulana.
Baca juga: Tiga Kasus Pembunuhan yang Gemparkan Jatim |
Selain itu, Mirzal menyebut R juga ingin menguasai harta korban. Ia mengatakan mobil Xpander milik korban dibawa lari dan digadaikan. "Dia ingin menguasai harta karena mobilnya pun digadaikan," imbuhnya.
Mayat korban sendiri ditemukan setelah lebih dari sebulan dilaporkan hilang. Penemuan mayat korban tak lepas dari ditangkapnya R. R kemudian menunjukkan ke polisi di mana ia membuang mayat korban.
Pembunuhan kedua menimpa Apris Fajar Santoso (29), driver taksi online di Malang. Warga Desa Clumprit, Kecamatan Pagelaran, Malang ini hilang seusai mengantarkan penumpang menuju Pantai Balekambang di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Malang.
Ia hilang seusai menerima order dari titik penjemputan di Jalan Panglima Sudirman, Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (3/6/2023), sekitar pukul 16.30 WIB. Lalu, Apris ditemukan tewas di Piket 0 Km 57 Desa Sumberwuluh, Pronojiwo, Lumajang Rabu (7/6).
Pelaku pembunuhan ini yakni duo pengamen Exza Chandra Dwipa (29) dan Ahwan Nuroh (35). Keduanya telah merencanakan pembunuhan sejak 1 Juni 2023. Mereka sengaja memilih taksi online untuk menguasai kendaraan yang digunakan.
"Tersangka memang sudah merencanakan sejak 1 Juni 2023, sasarannya adalah pengemudi taksi online. Untuk korban dipilih secara random," tegas Kasat Reskrim Polres Malang Iptu Wahyu Rizki Saputro dalam konferensi pers di Mapolres.
Menurut Wahyu, tersangka secara detil untuk melancarkan aksinya dengan menggunakan kartu telepon sekali pakai untuk digunakan order taksi online. Selain itu, para tersangka juga menggunakan kartu identitas orang lain saat melakukan pemesanan taksi online. Rencana tujuan ke Pantai Balekambang juga menjadi bagian dari skenario.
Para tersangka juga mempersiapkan tali tampar sebagai alat membunuh korban. Termasuk rute order taksi online dengan tujuan Pantai Balekambang.
Mereka juga merencanakan membuang mayatnya di Pantai Balekambang. Namun hal itu urung dilakukan, lantaran ramai pengunjung pada Sabtu (3/6) kondisinya sedang ramai pengunjung. Rencana pun berubah dan mayat dibuang ke jurang di Lumajang.
Jenazah korban ditemukan setelah dua pelaku ditangkap pada Rabu dini hari. Pelaku kemudian menunjukkan di mana mereka membuang mayat korban. Dan pada Kamis polisi mengevakuasi mayat korban dari jurang di Lumajang.
Terbaru, mayat siswi kelas 3 SMPN 1 Kemlagi, Mojokerto berinisial AE (15) juga ditemukan di bawah jembatan rel kereta api di Dusun Karangnongko, Desa Mojoranu, Sooko, Mojokerto sekitar pukul 00.30 WIB.
Saat ditemukan, kondisi mayat sudah membusuk dan terbungkus karung warna putih. Juga sama, pengungkapan ini juga didahului dengan penangkapan dua pelaku setelah adanya laporan kehilangan dari keluarga korban.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota AKP Bambang Tri Sutrisno mengatakan, 2 orang terduga pelaku diringkus Senin (12/6/2023) sekitar pukul 16.00 WIB. Menurutnya, kedua terduga pelaku mengakui perbuatannya.
"Mereka mengakui membunuh anak di bawah umur, (pelaku mengaku) korban dibuang di TKP penemuan mayat. Pelaku ada 2 orang," terangnya kepada wartawan di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto, Selasa (13/6/2023).
(abq/iwd)