Penyesalan Semu Guru Les Musik Biadab Usai Bunuh Mahasiwi Ubaya

Penyesalan Semu Guru Les Musik Biadab Usai Bunuh Mahasiwi Ubaya

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Minggu, 11 Jun 2023 10:30 WIB
Pembunuhan mahasiswi Ubaya
Penyesalan semu Roy, guru musik pembunuh mahasiswi Ubaya (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Surabaya -

Rochmad Bagus Apryatna alias Roy, guru les musik yang membunuh mahasiswi Universitas Surabaya (Ubaya) Angeline Nathania tak tampak menyesal usai melakukan aksi biadabnya. Saat dihadirkan polisi saat konferensi pers, dia sempat terpaksa mengaku menyesal.

Penyesalan semu ini diungkapkan saat ditanya Kapolrestabes Surabaya. Saat itu, Roy memakai baju tahanan warna merah. Perawakannya tidak terlalu tinggi. Tubuhnya juga tidak terlalu berisi dengan kulit yang kecokelatan. Sayang, wajahnya tertutup masker.

Dalam konferensi pers pada Jumat (9/6), Roy sempat menjawab sejumlah pertanyaan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce. Salah satunya tentang alasan mengapa dia membunuh Angeline?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjawab bahwa ada perkataan korban yang kurang berkenan di hatinya hingga membuatnya emosi dan kalap hingga mengikat korban, membekap mulutnya, mencekik, dan menjerat leher korban dengan tali kolor celana.

"Jadi ada kata-kata dia yang kurang berkenan di hati saya. Itu yang memancing saya untuk berbuat kalap," ujar Roy saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (9/6/2023).

ADVERTISEMENT

Pasma Royce lantas menanyakan kepada Roy, apakah dia menyesali perbuatannya? Roy, yang sejak awal menjawab pertanyaan terlihat menunduk, menganggukkan kepala.

Tapi tidak hanya menganggukkan kepala, dia juga menyatakan sesuatu yang justru terkesan tidak menunjukkan penyesalan yang tulus dari dalam hatinya.

"Kamu menyesali?" Tanya Pasma Royce kepada Roy. Guru musik tersangka pembunuhan itu mengangguk lalu mengatakan, "siap. Siap salah," ujarnya.

Roy mengaku mengenal Angeline sejak 2017. Dia membantah punya hubungan spesial. Menurutnya, Angeline cuma teman dan murid les musiknya.

"Dari 2017. Tapi itu temen aja, saya gurunya aja," bebernya.

Ia juga menampik telah merencanakan pembunuhan ini. Aksinya disebut murni karena emosi sesaat. "Tidak, Pak, karena waktu itu emosi sesaat, Pak," kata Roy.

Sebelumnya, ibu Angeline, Ana Mariani mengaku telah bertemu Roy di Polrestabes Surabaya setelah aksi biadabnya diungkap. Ana menyebut tak ada raut penyesalan di wajah Roy.

"Sempat (dipertemukan), nggak ada (rasa penyesalan), dia kayak nggak ada rasa gemeter atau apa, ndak. Biasa gitu, berani lihat saya. Kata saudara saya, tatapan matanya seperti orang tegaan gitu," kata Ana kepada wartawan di Rumah Duka dan Persemayaman Adi Jasa, Surabaya, Jalan Demak, Jumat (9/6/2023).

Roy membunuh Angeline pada 4 Mei 2023. Mereka sempat terlibat cekcok di dalam mobil saat berhenti di kawasan Kebun Bibit Wonorejo hingga Roy mengikat Angeline dengan tali sepatu korban.

Mahasiswi itu lantas dibekap mulutnya lalu dicekik. Leher korban juga dijerat dengan tali kolor celana pelaku hingga lemas dan tewas.

Guru les musik itu lantas memasukkan jasad Angeline ke dalam koper yang diambil dari rumah mertuanya di Rungkut, lalu membuang koper itu ke jurang di tingkungan Gajah Mungkur, Pacet, Mojokerto pada 5 Mei dini hari.

Hari itu, ketika Roy membuang jasad Angeline di dalam koper, orang tua mahasiswi Ubaya itu baru saja melaporkan anaknya yang hilang kepada pihak kepolisian.

Jenazah Angeline baru ditemukan sebulan kemudian. Petugas hutan mendapat laporan itu pada 3 Juni hingga polisi meringkus dan menahan Roy pada 5 Juni. Kini, pembunuh berdarah dingin itu akan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads