Guru les musik Rochmad Bagus Apryatna alias Roy mengaku kalap saat membunuh Angeline Nathania atau AN. Dia mengaku emosional mendengar perkataan mahasiswa Ubaya tersebut.
"Jadi ada kata-kata dia yang kurang berkenan di hati saya. Itu yang memancing saya untuk berbuat kalap," ujar Roy saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (9/6/2023).
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce mengatakan bahwa motif pembunuhan Angeline karena Roy merasa sakit hati dengan perkataan korban. Tapi dia tidak menjelaskan perkataan seperti apa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana mengungkapkan kata-kata yang memicu emosi pelaku hingga kalap membunuh korban dengan cara yang keji.
"Pengakuan pelaku karena ada perkataan yang menghina dirinya. Intinya, pelaku sakit hati," kata Mirzal saat dihubungi detikJatim, Sabtu (10/6/2023).
Mirzal tidak menyebutkan lebih detail bagaimana perkataan bernada penghinaan yang dilontarkan korban terhadap pelaku. Dia sampaikan hal itu akan diungkap di persidangan.
"Kami tidak bisa menyampaikannya ke publik. Nanti, biar itu disampaikan oleh pelaku di persidangan," ujarnya.
Roy mengenal mendiang Angeline yang dia bunuh dengan cara dibekap, dicekik, hingga dijerat lehernya dengan tali kolor celana sejak 5 tahun silam atau sekitar 2017.
Saat itu Angeline masih duduk di bangku siswi SMA sedangkan Roy menjadi guru ekstrakurikuler di SMA tersebut. Mereka dekat dan sempat bergabung dalam sebuah grup band.
"(Kenal) dari 2017. Hanya sebatas teman. Saya kan hanya guru musiknya. Ya, dekat (dengan korban)," ujar Roy kepada wartawan saat konferensi pers di Polrestabes Surabaya.
Sempat ada dugaan bahwa antara Roy dengan Angelina ada hubungan asmara. Tetapi, keluarga korban menampiknya. Ayah korban bernama Bambang menyatakan bahwa Roy hanya memanfaatkan putrinya.
"Yang beredar kabar selama ini, kan, ada simpang siur soal hubungan mereka ini diduga ke arah asmara. Menurut saya bukan seperti itu. Menurut saya Roy ini memang menggaet beberapa wanita itu seperti membodohi begitu. Jadi bukan benar-benar ingin menjalin asmara dengan benar, tetapi hanya ingin menguasai hartanya," kata Bambang saat mengikuti konferensi pers ungkap kasus pembunuhan Angeline di Polrestabes Surabaya, Jumat (9/6/2023).
Dia meyakini itu karena menurutnya sebelum kejadian pembunuhan itu Roy sempat mengambil STNK mobil Mitsubishi Xpander yang biasa dipakai Angeline ke kampus dan melakukan aktivitasnya. Dia ceritakan bahwa putrinya sempat menanyakan kepada dirinya soal keberadaan STNK mobil itu. Dia menduga STNK itu sudah diambil oleh Roy.
"Soalnya, saya lihat sebelum kejadian ini, dua minggu sebelumnya, STNK (mobil Xpander) ini hilang. Di dalam mobil ini hilang. Jadi waktu itu anak saya sempat tanya, 'Pak, STNK-nya mana?' Saya bilang, 'Lho saya nggak ngambil.' Berarti yang menguasai STNK sebelum menguasai mobil itu dia (Roy), sudah di-planning-kan. Jadi dari situ kelihatan dia sudah berencana untuk menguasai kendaraan," katanya.
Roy membunuh Angeline pada 4 Mei 2023. Mereka sempat terlibat cekcok di dalam mobil saat berhenti di kawasan Kebun Bibit Wonorejo hingga Roy mengikat Angeline dengan tali sepatu korban.
Mahasiswi itu lantas dibekap mulutnya lalu dicekik. Leher korban juga dijerat dengan tali kolor celana pelaku hingga lemas dan tewas.
Guru les musik itu lantas memasukkan jasad Angeline ke dalam koper yang diambil dari rumah mertuanya di Rungkut, lalu membuang koper itu ke jurang di tikungan Gajah Mungkur, Pacet, Mojokerto, pada 5 Mei dini hari.
Jenazah Angeline baru ditemukan sebulan kemudian. Petugas hutan mendapat laporan itu pada 3 Juni lalu polisi meringkus dan menahan Roy pada 5 Juni. Pria itu akan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana.
Saksikan juga SOSOK minggu ini: Master Jamban