Rochmad Bagus Apryatna alias Roy, guru musik pembunuh Mahasiswi Ubaya Angeline Nathania sempat dihadirkan polisi saat konferensi pers. Dia mengaku menyesal saat ditanya Kapolrestabes Surabaya.
Roy yang saat itu memakai baju tahanan warna merah terlihat berperawakan tidak terlalu tinggi. Tubuhnya juga tidak terlalu berisi dengan kulit yang kecokelatan. Sayang, wajahnya tertutup masker.
Dalam konferensi pers itu Roy sempat menjawab sejumlah pertanyaan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce. Salah satunya tentang alasan mengapa dia membunuh Angeline?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjawab bahwa ada perkataan korban yang kurang berkenan di hatinya hingga membuatnya emosi dan kalap hingga mengikat korban, membekap mulutnya, mencekik, dan menjerat leher korban dengan tali kolor celana.
"Jadi ada kata-kata dia yang kurang berkenan di hati saya. Itu yang memancing saya untuk berbuat kalap," ujar Roy saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (9/6/2023).
Pasma Royce lantas menanyakan kepada Roy, apakah dia menyesali perbuatannya? Roy, yang sejak awal menjawab pertanyaan terlihat menunduk, menganggukkan kepala.
Tapi tidak hanya menganggukkan kepala, dia juga menyatakan sesuatu yang justru terkesan tidak menunjukkan penyesalan yang tulus dari dalam hatinya.
"Kamu menyesali?" Tanya Pasma Royce kepada Roy. Guru musik tersangka pembunuhan itu mengangguk lalu mengatakan, "siap. Siap salah," ujarnya.
Sebelumnya, ibu Angeline, Ana Mariani mengaku telah bertemu Roy di Polrestabes Surabaya setelah aksi biadabnya diungkap. Ana menyebut tak ada raut penyesalan di wajah Roy.
"Sempat (dipertemukan), nggak ada (rasa penyesalan), dia kayak nggak ada rasa gemeter atau apa, ndak. Biasa gitu, berani lihat saya. Kata saudara saya, tatapan matanya seperti orang tegaan gitu," kata Ana kepada wartawan di Rumah Duka dan Persemayaman Adi Jasa, Surabaya, Jalan Demak, Jumat (9/6/2023).
Roy membunuh Angeline pada 4 Mei 2023. Mereka sempat terlibat cekcok di dalam mobil saat berhenti di kawasan Kebun Bibit Wonorejo hingga Roy mengikat Angeline dengan tali sepatu korban.
Mahasiswi itu lantas dibekap mulutnya lalu dicekik. Leher korban juga dijerat dengan tali kolor celana pelaku hingga lemas dan tewas.
Guru les musik itu lantas memasukkan jasad Angeline ke dalam koper yang diambil dari rumah mertuanya di Rungkut, lalu membuang koper itu ke jurang di tingkungan Gajah Mungkur, Pacet, Mojokerto pada 5 Mei dini hari.
Hari itu, ketika Roy membuang jasad Angeline di dalam koper, orang tua mahasiswi Ubaya itu baru saja melaporkan anaknya yang hilang kepada pihak kepolisian.
Jenazah Angeline baru ditemukan sebulan kemudian. Petugas hutan mendapat laporan itu pada 3 Juni hingga polisi meringkus dan menahan Roy pada 5 Juni.
Kini, pembunuh berdarah dingin itu akan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana.
(dpe/iwd)