Sering Rusuh, 186 Pesilat di Tulungagung Ditangkap 2 Tahun Terakhir

Sering Rusuh, 186 Pesilat di Tulungagung Ditangkap 2 Tahun Terakhir

Adhar Muttaqin - detikJatim
Senin, 13 Mar 2023 23:00 WIB
Sebanyak 186 pesilat di Tulungagung ditangkap selama 2 tahun terakhir
ebanyak 186 pesilat di Tulungagung ditangkap selama 2 tahun terakhir (Adhar Muttaqin/detikJatim)
Tulungagung - Pengeroyokan atau penganiayaan yang melibatkan pesilat di Tulungagung mencapai 72 kasus selama 2,3 tahun terakhir di Tulungagung. Sebanyak 186 pesilat ditetapkan sebagai tersangka dan harus menjalani proses hukum.

Kasat Reskrim Polres Tulungagung AKP Agung Kurnia Putra, mengatakan 72 kasus tersebut dengan rincian 26 kasus terjadi pada 2021, 39 kasus terjadi pada 2022 dan 7 kasus pada awal 2023.

"Untuk 2021 ada 52 tersangka yang kami proses, dengan rincian 37 dewasa dan 15 anak. Tahun 2022 kami menetapkan 98 tersangka, terdiri dari 75 dewasa dan 23 anak-anak," kata Agung Kurnia Putra, Senin (13/3/2023), saat konferensi pers di halaman Mapolres Tulungagung.

Sementara itu pada awal tahun 2023 hingga 13 Maret tercatat tujuh kasus penganiayaan yang melibatkan pesilat. Dari jumlah tersebut polisi menetapkan 36 terangkat, dengan rincian 22 pelaku dewasa dan 14 anak-anak.

"Kalau dipersentase keterlibatan anak-anak dalam kasus penganiayaan pesilat ini mencapai 40 persen," ujarnya.

Kondisi ini dinilai cukup memprihatinkan, karena para pelaku biasanya hanya ikut-ikutan teman yang lain. Dari akumulasi kasus selama 2,3 tahun terakhir, kasus penganiayaan dengan pelaku pesilat tersebut rata-rata dipicu oleh fanatisme yang berlebihan.

Sehingga para pelaku memiliki sentimen negatif terhadap anggota perguruan silat lain. Tak hanya itu, kerusuhan juga sering kali dipicu oleh pesta minuman keras.

"Fanatisme yang berlebihan kemudian memunculkan kebanggaan yang berlebihan, sehingga melihat perguruan lain itu sebagai musuh. Akhirnya kalau melihat perguruan lain terpancing emosinya dan melakukan penganiayaan," jelas mantan Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya tersebut.

Agung Kurnia menambahkan kisruh antarpesilat selalu berbuntut panjang, karena kelompok yang menjadi korban menyimpan dendam dan menyiapkan aksi balasan.

Untuk meredam konflik antarpesilat tersebut, polisi mengaku telah melakukan langkah preventif atau pencegahan dengan merangkul seluruh perguruan silat. Namun, hingga kini kerusuhan pesilat terus terulang.

"Kami tidak kurang-kurang melakukan upaya pencegahan," tandas Agung.


(abq/dte)


Hide Ads