Puluhan ribu orang yang tersebar di Indonesia hingga luar negeri menjadi korban kasus dugaan penipuan robot trading ATG yang dilakukan Crazy Rich Surabaya Wahyu Kenzo. Setelah ditelusuri beberapa korban juga ada yang berasal dari Malang.
Salah satu korban robot trading Auto Trade Gold (ATG) asal Malang bernama Dendy Yosua. Kepada wartawan Dendy buka-bukaan tentang pengalaman pahitnya menjadi korban ATG. Dendy mengaku mengalami kerugian bersama puluhan member yang dia ajak dengan total mencapai Rp 20 Miliar.
Ia menceritakan dirinya mulai mengenal robot trading ATG setelah diberitahu dan diajak melakukan investasi oleh temannya bernama Rudy, sekitar Oktober 2021 lalu. Saat itu Dendy cukup tergiur dengan iming-iming keuntungan yang dijanjikan hingga terbujuk untuk mencoba ATG.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awal percobaan itu saya berhasil WD (withdraw) dan mampu mengajak kurang lebih 50 member. Bahkan, saking tertariknya salah satu member saya sampai menaruh investasi Rp 11 miliar," ujarnya kepada awak media, Rabu (8/3/2023).
Tiba-tiba pada Januari 2022 investasi di robot trading ATG tidak bisa lagi dicairkan hingga sekarang. Otomatis dana milik puluhan orang yang diperkirakan sekitar Rp 20 Miliar itu masuk dalam ATG dan tidak bisa kembali ke kantong para member.
"Selain di ATG, kami juga ada investasi di sektor Crypto atau ATC (Auto Trade Crypto). Untuk robot trading ini memang aturannya tidak diperjualbelikan," kata Deny.
Deny menyampaikan persyaratan menjual ATG sendiri harus lebih dulu membeli paket produk kesehatan agar bisa mendapatkan bonus gratis robot trading. Penawaran itulah yang berhasil menarik perhatian banyak orang hingga memutuskan berinvestasi di ATG.
"Selama bergelut di ATG saya lihat owner atau leader ATG itu seringkali berdalih ada kerusakan sistem. Bahkan, ada yang menyebutkan muncul regulasi baru, sehingga proses WD cukup rumit dan butuh proses. Tapi, para member tetap diyakinkan bisa WD dan mendapatkan untung besar," terangnya.
Warga lain yang turut menjadi korban ATG adalah Hendra. Pria asal Malang itu mengatakan bahwa sebenarnya yang mengenal ATG awalnya adalah sang istri bernama Desvi.
"Trading ini awal-awal pandemi, di mana saat itu tidak ada pekerjaan sama sekali dan banyak teman yang ikut juga," katanya.
Ia sempat berinvestasi sebesar Rp 80 juta. Kala itu juga, Hendra mengaku sempat mendapatkan uangnya kembali selama empat kali. Per bulan, uang yang diinvestasikan kembali sebesar Rp10 juta.
"Ramai-ramaine sempat kembali empat kali. Setelah itu jeblas, akunnya mati total. Seharusnya saya bisa terima 150 dolar atau Rp 150 jutaan. Tapi tidak bisa diambil," ujarnya.
Sebelumnya, Wahyu Kenzo secara resmi dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri. Laporan ini menyebut ada sebanyak 141 investor menjadi korban dengan kerugian lebih dari Rp 15 miliar.
Namun, seiring pengembangan penyelidikan yang dilakukan polisi dan telah disampaikan dalam konferensi pers di Polda Jatim, Wahyu Kenzo ternyata diduga telah meraup untung hingga Rp 9 triliun dari robot trading yang merugikan 25 ribu member yang tidak hanya berada di Indonesia, tapi juga di Amerika, Rusia, hingga Prancis.
(dpe/dte)