Polisi terus menyelidiki insiden tawuran antarpesilat di Ngawi. Puluhan pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) maupun Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti diperiksa.
"Kami masih penyelidikan dengan pemeriksaan saksi dari organisasi yang terlibat (PSHT dan IKSPI Kera Sakti)," ujar Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputra kepada detikJatim, Senin (6/3/2023).
Jumlah pesilat yang diperiksa, kata Dwiasi, mencapai lebih dari 20 orang yang diduga terlibat tawuran. Mereka adalah para pesilat yang tertangkap kamera ikut tawuran di 2 lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Puluhan saksi yang dimintai keterangan dari 2 lokasi insiden, baik di Karangtengah Prandon, maupun di Kandangan," ungkap Dwiasi.
Ia menambahkan total sepeda motor yang diamankan buntut 2 tawuran pesilat di dua lokasi itu berjumlah 13 unit. Dari jumlah itu 7 motor dari lokasi Karangtengah Prandon dan 6 motor dari lokasi Kandangan.
"Total batang bukti motor dari dua kejadian itu ada 13. Yang kejadian pertama 6 motor dan yang kedua ada 7 motor yang 2 diantaranya terbakar," tandas Dwiasi.
Aksi tawuran antarpesilat PSHT dengan IKSPI Kera Sakti itu terjadi 2 hari berturut-turut di 2 lokasi berbeda. Pertama di Jalan Raya Desa Kandangan Kecamatan Ngawi pada Sabtu (4/3) pukul 10.30 WIB.
Tawuran itu terjadi ketika rombongan pesilat IKSPI yang mengendarai sepeda motor sedangkan perjalanan berangkat ke Padepokan di Caruban, Madiun menghadiri acara pengesahan anggota baru.
Aksi tawuran untuk kali kedua terjadi pada Minggu (5/3) sekitar pukul 04.45 WIB di Karangtengah Prandon. Saat itu rombongan pesilat IKSPI dalam perjalanan pulang dari padepokan di Madiun.
(dpe/fat)