Minggu (5/3/2023) subuh, suasana di Jalan Raya Ngawi-Cepu, Dusun Ngandong, Desa Karangtengah Prandon, Kecamatan/Kabupaten Ngawi mencekam. Insiden tawuran diduga dilakukan antarkelompok pesilat terjadi di sana.
Tawuran ini terjadi antara pesilat dari PSHT dan IKSPI Kera Sakti. Aksi yang diwarnai 'hujan batu' ini memakan korban hingga sejumlah kendaraan ludes terbakar.
Berikut sederet fakta-faktanya:
1. Sempat Viral di WhatsApp
Aksi tawuran yang mengakibatkan tugu lambang salah satu perguruan silat rusak itu terekam dalam video. Video itu beredar viral di aplikasi percakapan WhatsApp.
"Betul, infonya ada insiden (tawuran) diduga dilakukan oleh oknum merusak tugu lambang perguruan silat," ujar Wakil Bupati Ngawi Dwi Riyanto Jatmiko dikonfirmasi detikJatim, Minggu (5/3/2023).
Mas Antok, sapaan akrab Wakil Bupati Ngawi mengaku belum mengetahui secara detail bagaimana aksi tawuran yang videonya beredar di aplikasi percakapan WhatsApp itu terjadi.
Dia menduga terjadinya insiden tawuran itu terjadi akibat adanya gesekan antarpesilat. Sementara berkaitan dengan kejadian tawuran itu sendiri, informasi yang didapatkan, terjadi pada Minggu sekitar pukul 04.00 WIB.
"Saya belum tahu detailnya seperti apa. Ini saya mau kroscek dulu dengan Forkopimda, ya. Infonya kejadian jam 04.00 WIB tadi pagi," ujar Mas Antok.
2. 12 Orang Luka
Tawuran ini mengakibatkan sejumlah orang luka. Insiden itu juga mengakibatkan sejumlah sepeda motor rusak. Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJatim, ada sebanyak 12 orang yang mengalami luka akibat tawuran antarpesilat yang masih menjalani perawatan medis.
"Korban luka ada 12 orang tapi yang dirawat hanya 5 orang di RS Widodo Ngawi," ujar Ketua Ranting PSHT Sukardi kepada wartawan di RS Widodo, Ngawi pada Minggu (5/3/2023).
Lima dari 12 korban luka itu, menurut Sukardi, terkena luka lemparan batu saat insiden perusakan tugu lambang penguruan silat. Insiden yang terjadi sekitar pukul 04.00 WIB itu sempat terekam kamera dan viral di aplikasi percakapan WhatsApp.
"Kejadian korban luka saat ada perusakan tugu lambang penguruan silat," katanya.
3. Sejumlah Motor Rusak
Tidak hanya itu, Sukardi juga yang menyebutkan bahwa tawuran yang diduga terjadi antarkelompok pesilat itu juga menyebabkan sejumlah sepeda motor rusak. Setidaknya ada 8 sepeda motor yang rusak akibat kejadian itu.
"Kerusakan sepeda motor ada 8," ujarnya.
Namun, Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputra membenarkan bahwa dalam tawuran yang diduga melibatkan pesilat antarperguruan itu memang ada perusakan sepeda motor. Jumlah motor yang dirusak hanya 7, sedangkan informasi yang sebelumnya didapat ada 8.
"Yang beredar kerusakan motor delapan yang benar ada tujuh saja, ya, mohon diralat. Dan saya tegaskan tidak ada perusakan tugu lambang perguruan silat," tegas Dwiasi.
Detik-detik menegangkan tawuran antarpesilat, baca di halaman selanjutnya!
(hil/fat)