Sekelompok pesilat nekat membuat ulah di Surabaya saat konvoi malam 1 Suro. Tak hanya melawan arus lalu lintas, mereka juga menutup sejumlah jalan protokol sambil menggeber motor berknalpot brong, mengibarkan bendera, dan menyulut flare. Ironisnya, tak tampak penindakan tegas dari petugas di lokasi.
Dari pantauan detikJatim, sekelompok pesilat menggunakan atribut bendera dan kaus serba hitam itu berkeliling ke sejumlah titik. Di antaranya melintasi kawasan Nginden, Ngagel, hingga Upa Jiwa Surabaya. Banyak pesilat yang tak menggunakan helm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari rekaman CCTV SITS, saat melintasi kawasan Upa Jiwa, mereka nekat melawan arus dari arah timur menuju barat. Sontak, membuat sejumlah pengendara dari arah berlawanan panik dan ketakutan.
Mobil hingga motor dari arah berlawanan sebagian menepi. Sebagian di antaranya memilih berhenti di tempat sembari menyaksikan kawanan pesilat konvoi dengan menggeber motor berknalpot brong.
Selanjutnya, mereka melintasi kawasan Darmo, lalu menuju Diponegoro dan memasuki jantung Kota Pahlawan. Saat berada di Jalan Basuki Rahmat, hendak memasuki Embong Malang, mereka berhenti sekitar 5 menit dan menutup seluruh lajur di depan Hotel Tunjungan pada Sabtu (28/6/2025) sekitar pukul 01.36 WIB.
Sembari menggeber motor berknalpot brong, mereka mengibarkan bendera atribut sembari menyulut flare warna merah, lalu mengumpat ke beberapa pengendara dan warga yang berada di sekitarnya.
Begitu pula saat melintasi Jalan Tunjungan hingga Gubernur Suryo. Mereka terus menerus melakukan konvoi.
Di belakang mereka, terlihat ada petugas keamanan. Namun, tak melakukan penindakan apapun, kendati kelompok tersebut tak mengenakan helm, berknalpot brong, hingga menutup lajur di beberapa titik.
Salah satu pengendara motor, Oskario mengaku laju kendaraannya sempat terhenti sesaat ketika melintasi kawasan Kedung Baruk Merr Surabaya bersama anak dan istrinya. Lantas, ia berupaya mengikuti kemana saja mereka melakukan konvoi sejak Jumat (27/6/2025) hingga Sabtu (28/6/2025) dini hari.
Saat mengekor di belakang kawanan pesilat itu, Oskario menyaksikan sempat akan bentrok dengan warga. "Nang Jagir Sidosermo nyaris (bentrok) karo arek kampung (dengan warga kampung)," katanya kepada detikJatim, Sabtu (27/6/2025).
Menurutnya, kawanan tersebut mengitari sejumlah ruas protokol di Kota Pahlawan. Berupaya menghindari jalur-jalur yang disekat oleh petugas gabungan dari TNI, Polri, dan jajaran terkait.
"Akeh (jumlah massa banyak), tengah (jalur utama Surabaya) ditutup, aku ngetutno sampek Diponegoro, papasan, tak tutno bablas Rungkut (saya mengikuti dari Diponegoro, simpangan, saya ikuti lagi bablas ke arah Rungkut)," imbuhnya.
(pfr/hil)