"Rencana akan ada ekshumasi. Kami akan membongkar makam korban untuk proses penyelidikan," kata Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputra saat dikonfirmasi detikJatim, Minggu (19/2/2023).
Almarhum suami Hanis (35), instruktur senam warga Desa Sirigan, Kecamatan Paron, Ngawi itu telah dimakamkan di TPU setempat pada Sabtu (18/2) pagi.
Pembongkaran makam ini menjadi babak baru penyelidikan yang dilakukan polisi setelah sebelumnya telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk Hanis, istri Romdan.
Dwiasi mengatakan bahwa pembongkaran makam akan dilakukan Senin (20/2/2023). Polres Ngawi akan melibatkan tim forensik RS Bhayangkara Nganjuk.
"Rencana besok pembongkaran makam dan rencana autopsi di makam tergantung dokter ahli forensiknya besok. Dokter forensik dari RS Bhayangkara Nganjuk," kata Dwiasi.
Dwiasi mengatakan proses ekshumasi dilakukan mengingat ada kejanggalan dalam kematian korban. Ditambah lagi dengan keterangan saksi istri yang tidak konsisten.
"Kurang masuk akal keterangan istrinya, karena tidak konsisten. Makanya besok kami lakukan autopsi dengan membongkar makam korban," kata Dwiasi.
Jenazah Romdan (45) ditemukan oleh Hanis, istrinya di dalam kamar pada Sabtu Subuh. Hanis mendapati suaminya tewas bersimbah darah dengan luka di kepalanya.
Setelah menemukan jenazah suaminya yang berkubang darah itu Hanis meminta bantuan keluarganya. Pihak keluarga yang datang justru memindahkan jenazah ke ruang tamu.
Kades setempat Suyanto menyarankan keluarga agar melapor ke polisi. Namun, anggota keluarga yakni diketahui kakak Romdan bernama Suroto menolaknya.
Pria itu bahkan melarang Suyanto maupun warga lain melapor ke polisi karena keluarga tidak ingin masalah itu diperpanjang dengan alasan mereka sudah ikhlas.
Meski tak ada yang melapor, polisi yang mendengar kasus itu melakukan penyelidikan. Polisi makin curiga setelah menemukan seprei dan pakaian Romdan yang berlumur darah dikubur di belakang rumah.
(dpe/iwd)