Polisi Selidiki Tewasnya Suami Instruktur Senam Ngawi yang Dinilai Janggal

Polisi Selidiki Tewasnya Suami Instruktur Senam Ngawi yang Dinilai Janggal

Sugeng Harianto - detikJatim
Sabtu, 18 Feb 2023 16:43 WIB
Ilustrasi: pembunuhan, mayat, bunuh diri, garis polisi, police line
Ilustrasi. (Foto: Ilustrasi/Thinkstock)
Ngawi -

Polisi menyelidiki tewasnya suami instruktur senam yang ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamarnya. Sejumlah saksi warga Desa Sirigan, Paron dimintai keterangan, termasuk keluarga jenazah.

"Kami baru dengar dan langsung kami terjunkan anggota untuk melakukan proses penyelidikan dengan mencari keterangan di desa itu," ujar Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputra saat dikonfirmasi detikJatim, Sabtu (18/2/2023).

Atas temuan korban tewas bersimbah darah itu Dwiasi mengatakan bahwa pihak Polsek Paron memang tidak menerima laporan baik dari warga maupun dari pihak keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada laporan sama sekali yang masuk, tapi karena sudah tersiar kami tetap lakukan penyelidikan," ujarnya.

Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP Agung Joko Haryono menyatakan pihaknya akan memintai keterangan keluarga Almarhum Romdan (45) yang ditemukan tewas bersimbah darah. Termasuk memeriksa Hanis (35) istri Almarhum yang pertama kali menemukan jenazah.

ADVERTISEMENT

"Kita akan mintai keterangan baik perangkat dan juga keluarga dan tetangga," jelas Agung.

Romdan adalah petani warga Desa Sirigan, Paron, Ngawi yang merupakan suami dari Hanis (35) seorang instruktur senam yang cukup dikenal di beberapa desa sekitar. Ia ditemukan tewas bersimbah di dalam kamarnya dengan luka di bagian kepala.

Istrinya Hanis yang pertama kali menemukan jenazah suaminya pada Sabtu Subuh. Karena cukup banyak darah di sekitar jenazah suaminya itu Hanis meminta bantuan keluarganya.

Sebelumnya, pihak keluarga sempat disarankan oleh Kades Sirigan, Suyanto agar melapor ke polisi. Namun, salah satu anggota keluarga yang diketahui merupakan kakak Romdan bernama Suroto menolaknya. Pria itu bahkan melarang Suyanto maupun warga lain melapor ke polisi.

Tidak mau kematian Romdan diketahui polisi dengan alasan agar masalah itu tidak diperpanjang, keluarga almarhum memilih langsung memakamkan jenazah di TPU setempat pada pukul 10.00 WIB. Suyanto menegaskan proses pemakaman itu dibantu oleh warga setempat.




(dpe/iwd)


Hide Ads