Ngaku Nyesal, Ini Pengakuan Penganiaya Taruna Poltekpel Surabaya hingga Tewas

Ngaku Nyesal, Ini Pengakuan Penganiaya Taruna Poltekpel Surabaya hingga Tewas

Deny Prastyo - detikJatim
Jumat, 17 Feb 2023 19:57 WIB
poltekpel Surabaya
Pelaku penganiayaan taruna Poltekpel Surabaya hingga tewas (Foto: Deny Prastyo Utomo)
Surabaya -

AF (19), tersangka pemukulan hingga tewas Muhammad Rio Ferdinan Anwar, taruna Politeknik Pelayaran Surabaya menyesali perbuatannya. AF mengaku pemukulan dilakukan karena korban tak respek terhadap seniornya.

"Pada awalnya rekan-rekan saya pada bilang, 'Ini juniornya apatis sekali, lalu kepada senior tidak mau tahu, tidak respek," ungkap tersangka AF saat dipertemukan dengan wartawan di Polrestabes Surabaya, Jumat (17/2/2023).

AF juga mengakui telah memukul juniornya sebanyak dua kali. Saat disinggung kenapa pemukulan itu dilakukan di kamar mandi, AF mengaku pernah mendapatkan perlakuan yang sama di tempat itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu memang, saya pengalaman di situ. Tidak (tidak direncanakan). Pada awalnya saya sendirian terus tiba-tiba banyak yang ikut. Awalnya tidak mau memukul memang, cuman berbicara saja yang lainnya pada kurang respek," ungkap AF.

Kasi Humas Polrestabes Surabaya Kompol M Fakih mengatakan hingga saat ini pihaknya telah memeriksa puluhan saksi terkait kejadian tersebut.

ADVERTISEMENT

"Perkembangan terbaru kami telah melakukan pemeriksan sebanyak 21 saksi, yang sebelumnya 13, kemudian 16 saksi," kata Fakih kepada wartawan.

Fakih menambahkan dari hasil ekshumasi terhadap jenazah korban, ditemukan luka di bagian dalam tubuh korban. Yakni luka dibagian sekitar ulu hati.

"Hasil ekshumasi, korban meninggal karena ada luka dalam di ulu hati," ujar Fakih.

AF sendiri mengaku melakukan penganiayaan terhadap korban baru pertama kali ini.

"Kalau menurut pengakuan tersangka, setelah kami melakukan penyidikan, dia melakukan hanya pada hari itu. Kemudian menurut pengakuan dari tersangka, melakukan pemukulan sebanyak dua kali di ulu hati," ujar Fakih.

Fakih menegaskan motif yang dilakukan oleh AF melakukan penganiayaan terhadap korban yakni korban tidak respek terhadap seniornya.

"Motifnya senior dan junior, karena dia (korban) tidak respek terhadap senior," tandas Fakih.

Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Zainal Abidin mengungkapkan AF juga telah membuat informasi palsu terkait meninggalnya junior yang awalnya dilaporkan di kamar terpeleset di kamar mandi.

"Laporan awalnya terpeleset itu dari tersangka itu sendiri. Dipikir aman dan sebagainya. Bahkan sampai di rumah sakit haji, tersangka juga menyampaikan kepada orang tua korban. Pada saat pemeriksaan bertemu dengan orang tua korban, akhirnya tersangka minta maaf (kepada orangtua korban). Kemudian orang tua korban bilang kamu bohong kepada saya," ujar Abidin.




(dnp/iwd)


Hide Ads