Jenazah Muhamamad Rio Ferdinan Anwar (19) diekshumasi karena ada indikasi penganiayaan di balik kematiannya. Ayah korban menyebut ada 2 keganjilan terkait tewasnya taruna Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya semester pertama itu.
Rio merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Aiptu Muhammad Yani (47) dan almarhumah Rita Irawati. Ibunya meninggal 17 Mei 2017. Sedangkan ayahnya saat ini menjabat Kepala SPKT Polsek Kutorejo, Mojokerto.
Taruna semester pertama itu diduga tewas karena dianiaya seniornya di kamar mandi Poltekpel Surabaya pada Minggu (5/2/2023) sekitar pukul 19.30 WIB. Namun, Yani baru menerima kabar dari pihak kampus sekitar pukul 22.45 WIB. Saat itu jenazah Rio sudah berada di RS Haji Sukolilo, Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keganjilan pertama terkait penyebab kematian Rio, menurut Yani, bahwa pihak Poltekpel Surabaya menyampaikan putra sulungnya itu tewas karena terpeleset di kamar mandi kampus.
Namun, ia menemukan tanda-tanda penganiayaan ketika melihat langsung jasad Rio di RS Haji Sukolilo. Antara lain berupa luka robek di bibir bawah dan dagu bawah Rio. Ditambah luka lebam di kening, mata, pelipis kanan, pipi kanan, serta leher.
"Waktu saya datang ke rumah sakit, pihak pengasuh bilang kalau anak saya terpeleset di kamar mandi. Kemudian saya lihat kejanggalan di fisik korban kayak ada tanda-tanda penganiayaan, ada luka. Selanjutnya saya laporkan ke Polsek Gununganyar, Senin (6/2/2023) sekitar pukul 01.30 WIB," kata Yani kepada wartawan di Dusun Pudak Pulo, Desa Puloniti, Bangsal, Mojokerto, Selasa (7/2/2023).
Kejanggalan kedua yang hingga kini menjadi pertanyaan bagi Yani adalah seragam yang dipakai Rio. Berdasarkan rekaman CCTV Poltekpel Surabaya, putranya dibawa masuk ke kamar mandi kampus dengan seragam loreng warna biru.
Namun, ketika dibopong keluar kamar mandi sampai di RS Haji Sukolilo putranya itu sudah berganti pakaian menggunakan seragam PDL warna hitam.
"Yang saya pertanyakan seragam doreng warna biru yang dipakai anak saya di mana? Kok waktu dipulangkan atau di rumah sakit sudah diganti baju PDL warna hitam. Dari rekaman CCTV anak saya masuk kamar mandi kampus pakai baju doreng. Diangkat keluar dari kamar mandi sudah ganti hitam," ujarnya.
Tim gabungan Unit Resmob dan Inafis Polrestabes Surabaya bersama Kedokteran Forensik Polda Jatim menggelar ekshumasi terhadap jenazah Rio siang tadi.
Jenazah Rio langsung diautopsi di area makam umum Dusun Pudak Pulo, Desa Puloniti. Proses itu untuk mengungkap penyebab kematian korban.
Rio menjalani pendidikan di Poltekpel Surabaya sejak September 2022. Ia baru masuk ke Poltekpel setelah satu tahun lulus dari SMAN 1 Bangsal, Mojokerto. Usianya akan genap 20 tahun pada Juli 2023.
Simak Video 'Taruna Poltekpel Surabaya Tewas Diduga Dianiaya Senior, Ekshumasi Digelar':