MR (19), mahasiswa Politeknik Pelayaran di Surabaya tewas setelah diduga dianiaya seniornya. Korban sempat mengeluh kerap dibully seniornya.
Hal ini diungkapkan oleh ayah korban, M Yani. Menurut Yani, korban mengaku tak kerasan karena kerap mendapat bully seniornya dan sempat diceritakan ke nenek dan ibunya.
"(Cerita) ke ibu sama mbahnya, nggak kerasan. Sering dibully, sering ada tindak kekerasan gitu loh. Malah dia (almarhum) bilang, kalau kuat saya teruskan, nggak kuat saya keluar. Kalau tiap libur itu (cerita)," beber Yani, Senin (6/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yani pun berharap, pihak kepolisian segera bisa mengungkap tuntas para pelaku dugaan penganiayaan terhadap anaknya. Ia pun berharap kasus kekerasan itu cukup menimpa anaknya saja.
"Ya segera terungkap, biar ke depannya tidak ada kejadian seperti itu," harap Yani.
Rencana pihak penyidik bersama tim Labfor akan melakukan ekshumasi di makam anaknya. Rencananya, autopsi akan dilakukan Selasa (7/1).
"Sudah (dimakamkan). Besok ada autopsi ulang dari labfor besok. Pembongkaran makam (eskhumasi) antara 10.30 -11.00 WIB," tandas M Yani.
Seorang mahasiswa politeknik di Kota Surabaya meninggal dunia. Mahasiswa itu meninggal diduga menjadi korban penganiayaan.
Korban adalah MR (19), warga Mojokerto. Orang tua korban yang curiga kemudian melaporkan kejanggalan kematian anaknya.
"Laporannya tadi pagi. Kejadian (Senin) dini hari pukul 02.00 WIB. Dengan adanya TKP kami mendatang Inafis. Itu diduga penganiayaan," kata Kapolsek Gunung Anyar Iptu Roni Ismullah detikJatim, Senin (6/2/2023).
(abq/iwd)