Politeknik Pelayaran Surabaya Buka Suara Mahasiswanya Tewas Diduga Dianiaya

Politeknik Pelayaran Surabaya Buka Suara Mahasiswanya Tewas Diduga Dianiaya

Deny Prasetyo Utomo - detikJatim
Senin, 06 Feb 2023 22:30 WIB
Ilustrasi jenazah
Foto: Thinkstock
Surabaya -

Pihak Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya buka suara setelah salah satu mahasiswanya meninggal diduga jadi korban penganiayaan seniornya. Pihak kampus menyerahkan proses hukum yang berlaku ke polisi.

Direktur Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya Heru Widada menyebut pihaknya mengaku berduka dengan meninggalnya salah satu mahasiswanya yang bernama Muhamamad Rio Ferdinan Anwar.

"Kami pertama, dari civitas akademika Politeknik Pelayaran Surabaya menyampaikan turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya taruna atas nama M Rio Ferdinan Anwar," kata Heru kepada wartawan, Senin (6/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekali lagi, kami dari civitas akademika Politeknik Pelayaran Surabaya dan badan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Perhubungan, menyampaikan duka cita mendalam, atas meninggalnya anak didik kami," imbuhnya.

Heru menambahkan pihaknya bersama civitas Poltekpel juga sempat menghadiri proses pemakaman korban di Mojokerto. Tak hanya itu, pihaknya juga sempat bertemu dengan keluarga korban langsung.

ADVERTISEMENT

"Tadi saya bersama dengan teman-teman juga menghadiri pemakamannya, bertemu dengan orang tuanya, ketemu dengan neneknya. Karena Rio ini, merupakan cucu yang sangat disayang oleh neneknya dan dia taat beribadah," ungkap Heru.

Dalam pertemuan itu, ia dan segenap civitas Poltekpel juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Ia juga berharap kejadian tersebut tak terulang dan akan mengevaluasi seluruh kegiatan yang ada.

"Kami menyampaikan permohonan maaf atas kejadian ini. Dan menyampaikan duka cita yang mendalam. Dan mudah mudahan ini tidak terulang lagi dan menjadi pembelajaran juga evaluasi secara menyeluruh terhadap seluruh kegiatan yang ada di Poltekpel Surabaya," jelas Heru.

Menurut Heru, saat ini kasus kematian korban tengah diselidiki oleh pihak polisi. Sebab memang sudah ada laporan dari pihak keluarga korban terkait kejadian tersebut.

"Kebetulan saat ini, kejadian ini sudah ditangani Polrestabes Surabaya, yang awalnya dari Polsek, tapi kini ditarik oleh Polrestabes Surabaya," tutur Heru.

"Saat ini beberapa taruna sedang dimintai keterangan. Tentang kejadian yang kemarin, hari minggu malam, terjadi di Poltekpel Surabaya," sambungnya.

Heru mengaku akan kooperatif dengan proses penyelidikan dan pengusutan kasus kematian korban. Ia juga akan memberikan ruang sepenuhnya kepada pihak polisi.

"Sehingga kami memberikan ruang dan kesempatan. Dan membuka pintu lebar lebar terkait dengan pemeriksaan dari teman teman Polrestabes Surabaya.

"Nanti tentunya, kalau ada tindak pidana, kami akan serahkan, ke pihak polisi. Kalau memang dari sisi aturan pendidikan dan arahan kepala bidang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Perhubungan, sudah jelas, mengutuk keras, sekali lagi, mengutuk keras tindakan tindakan itu. Dan tentunya akan disanksi, dan sanksinya sangat berat dan bisa langsung dikeluarkan," tandas Heru.

Sebelumnya, seorang mahasiswa politeknik di Kota Surabaya meninggal dunia. Mahasiswa itu meninggal diduga menjadi korban penganiayaan seniornya.

Korban adalah MR (19), warga Bangsal, Mojokerto. Orang tua korban yang curiga kemudian melaporkan kejanggalan kematian anaknya.

"Laporannya tadi pagi. Kejadian (Senin) dini hari pukul 02.00 WIB. Dengan adanya TKP kami mendatang Inafis. Itu diduga penganiayaan," kata Kapolsek Gunung Anyar Iptu Roni Ismullah detikJatim, Senin (6/2/2023).




(abq/iwd)


Hide Ads