Polisi menggelar ekshumasi terhadap jenazah Muhamamad Rio Ferdinan Anwar (19) yang tewas diduga karena dianiaya seniornya. Autopsi digelar di area makam untuk mengungkap penyebab tewasnya taruna semester pertama di Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya itu.
Jenazah Rio dimakamkan di Makam Umum Dusun Pudak Pulo, Desa Puloniti, Bangsal, Mojokerto pada Senin (6/2/2023). Makamnya berada persis di sebelah kiri makam ibunya, Rita Irawati yang meninggal pada 23 Mei 2017.
Makam yang ditanami pisang di kedua batu nisannya itu kembali dibongkar siang tadi untuk dilakukan proses autopsi mengungkap penyebab kematian janggal taruna tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Ekshumasi) Atas permintaan keluarga. Dasarnya karena ada tanda-tanda penganiayaan," kata Ayah Rio Aiptu Muhammad Yani (47) kepada wartawan di lokasi, Selasa (7/2/2023).
Tim gabungan yang terlibat dalam ekshumasi jenazah Rio tiba di makam umum Dusun Pudak Pulo pukul 10.46 WIB. Tim gabungan dari Inafis dan Unit Resmob Polrestabes Surabaya serta Kedokteran Forensik Polda Jatim memulai ekshumasi pukul 11.09 WIB.
Penggalian makam Rio diserahkan kepada 7 warga setempat. Jenazah taruna semester pertama di Poltekpel Surabaya itu baru bisa diangkat dari liang kubur pukul 11.55 WIB. Lamanya penggalian karena kondisi tanah yang lengket.
Selanjutnya autopsi mulai digelar sekitar pukul 12.00 WIB. Jenazah Rio ditempatkan di atas meja yang dinaungi sebuah tenda. Autopsi Jenazah berlangsung tertutup. Aiptu Yani berharap ekshumasi ini bisa mengungkap penyebab tewasnya anak pertamanya itu.
"Harapannya segera terungkap kasus ini dan pelakunya segera ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku," terangnya.
Anggota polisi yang berdinas sebagai Kepala SPKT Polsek Kutorejo, Mojokerto ini menjelaskan jenazah Rio sebelumnya memang belum diautopsi. Jenazah Rio hanya sempat divisum luar di RS Bhayangkara Surabaya. Karena nenek korban ketika itu menolak proses autopsi.
"Dari RS Sukolilo saya bawa ke RS Bhayangkara Polda untuk visum luar. Ada indikasi penganiayaan, makanya sekarang saya sebagai orang tua minta visum dalam (autopsi)," tegas Aiptu Yani.
Ia menyebutkan indikasi penganiayaan berupa luka robek di bibir bawah dan dagu bawah Rio. Ditambah luka lebam di kening, mata, pelipis kanan, pipi kanan, serta leher.
"Dimungkinkan kalau penyebab meninggalnya anak saya (karena) ada tindak kekerasan di dalam Kampus Poltekpel Surabaya," tegas Aiptu Yani.
Kanit Resmob Polrestabes Surabaya AKP Zainul Abidin membenarkan jenazah Rio tidak sempat diautopsi karena pihak keluarga korban hanya meminta visum luar. Baru hari ini ekshumasi digelar oleh Tim Kedokteran Forensik Polda Jatim untuk mengetahui penyebab tewasnya Rio.
"Karena ini menyangkut nyawa seseorang hari ini atas kerja sama dan koordinasi dengan pihak keluarga dan Kedokteran Forensik Polda Jatim dilakukan ekshumasi," tandasnya.
(dpe/iwd)