Ramai-ramai Isu Penculikan di Jatim Bikin Warga Resah, ODGJ Sampai Bonyok

Ramai-ramai Isu Penculikan di Jatim Bikin Warga Resah, ODGJ Sampai Bonyok

Fatichatun Nadhiroh - detikJatim
Jumat, 03 Feb 2023 06:33 WIB
Seorang pria diamankan di pos satpam kawasan Kejawan Putih Tambak Gang 2, Surabaya. Pria berkumis itu diamankan warga, satpam dan sejumlah petugas kepolisian.
Warga amankan pria diduga pelaku penculikan/Foto: Tangkapan Layar (Video amatir warga)
Surabaya -

Akhir-akhir ini marak informasi dan pemberitaan penculikan anak di beberapa daerah. Salah satunya di Jawa Timur. Reaksi warga beragam saat santer kasus penculikan anak terjadi di mana-mana. Warga main hakim sendiri hingga tak percaya ke petugas kepolisian.

Informasi yang digali detikJatim, kasus penculikan anak yang ramai diberitakan terjadi di Surabaya. Aeorang pria tak dikenal di Jalan Kejawan Putih Tambak Gang 2C sempat dihajar dan diamankan warga diduga penculik anak. Berdasarkan kesaksian warga setempat, pria itu sempat memaksa anak-anak untuk mencicipi permen.

Ketua RT 02, RW 01, Kelurahan Kejawan Putih Tambak, Kecamatan Mulyorejo Mohammad Irfan mengaku peristiwa itu terjadi Kamis (2/2/2023) sekitar pukul 09.00 WIB. Namun dia mengaku melihat pria itu sudah diamankan warga di Balai RW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gratis-gratis'. Tapi anak itu nggak sampai memegang, terus kemudian yang mengetahui itu laporan ke istri saya. Setelah itu anak saya datang, kemudian memanggil pria itu, tapi tidak dihiraukan. Terus ada penjual kupang panggil pria itu juga tidak mau menghiraukan," ungkap Irfan.

Namun, anak-anak tidak ada yang mau dan lari ke rumahnya masing-masing.

ADVERTISEMENT

"Orang itu ngasih permen, seperti lolipop yang ada pegangannya, warnanya merah. "Nggak mau kok dikasih terus sih, tak bilangin mama lho' teriak anak-anak. Terus saya datangi. Kamu itu, anak nggak mau kok dipaksa. Apa kamu itu penculik, ya? Terus orang itu lari," ungkap Supriyanto.

Setelah beberapa dipanggil ternyata pria itu berlari ke ke arah jalan raya. Di ujung jalan menuju jalan raya sudah banyak warga yang menanti terduga pelaku hingga akhirnya yang bersangkutan ditangkap dan sempat dihajar warga.

Kapolsek Mulyorejo Kompol Sugeng Rianto menjelaskan saat diperiksa dan diajak berbicara oleh polisi, pria itu seperti tidak nyambung. Selain itu kondisi badannya bau, seperti belum mandi berhari-hari.

"Saat ditanya agak kurang nyambung orangnya. Karena viral ke mana-mana kami amankan di polsek, kemudian akan kami kirim ke Polres," ujarnya.

Kini pria tersebut dibawa ke Polrestabes Surabaya untuk diperiksa lebih lanjut. Beberapa saksi dari warga juga turut diperiksa.

Sedangkan di Sampang, Madura, ada potongan video pengakuan siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau SD di Kecamatan Camplong, Sampang yang hendak diculik. Kabar ini sempat membuat resah orang tua, guru dan masyarakat setempat.

Kapolsek Camplong AKP Budi Nugroho mengatakan isu penculikan maupun percobaan penculikan anak di wilayah hukumnya telah ditelusuri. Hasilnya, isu tersebut tidak ada.

Budi menjelaskan mengenai video yang beredar tersebut. Ia menyebut siswi SD/MI yang mengaku hendak diculik itu berinisial S (10). Ia sengaja mengarang cerita hendak diculik agar lolos dari hukuman sekolah.

Pasalnya, ia dan ketiga temannya terlambat sekolah. Nah, agar tak dihukum, S dan teman-temannya pun mengarang cerita hendak jadi korban penculikan pada hari Minggu (29/1/2023).

"Bahwa cerita siswa tentang penculikan yang terjadi pada hari Minggu (sekolah libur hari Jumat) saat hendak berangkat sekolah Madrasah Ibtidaiyah tidak benar. Pengakuan tersebut ternyata dibuat agar bebas hukuman," jelas Budi.

Budi menegaskan akan memanggil pihak pembuat video dan menyebarkan ke publik hingga viral. Polisi meminta agar pembuat video tersebut meminta maaf ke publik.

Sebab sebenarnya cerita tentang penculikan tersebut sudah selesaikan. Tak hanya itu orang tua para siswa juga telah dipanggil terkait pengakuan cerita rekaan siswa tersebut.

"Setelah dikroscek sebenarnya ke orang tua maupun ke yang anak bersangkutan kejadiannya hari minggu di saat hendak ke madrasah tapi hal itu semua bohong sebagai alasan keterlambatannya," kata budi.

"Meski demikian masyarakat tetap harus waspada dan tidak boleh lengah dan tetap mengawasi anak-anaknya," tandas Budi.

Kasus serupa terjadi di Magetan. Seorang perempuan diamankan polisi di Desa Tanjung Sepreh, Maospati, Magetan Rabu malam (1/2/2023). Perempuan tersebut dicurigai warga sebagai penculik anak. Dia terpaksa diamankan agar terhindar dari amukan warga.

Kapolres Magetan AKBP Muhammad Ridwan menjelaskan saat diperiksa, perempuan tersebut membantah hendak menculik anak. Namun tengah menjalani ritual.

"Jadi seorang wanita yang diamankan warga karena khawatir diduga pelaku penculikan pengakuannya sedang melakukan ritual," ujar Ridwan kepada detikJatim, Kamis (2/2/2023).

Ridwan menyebut perempuan tersebut mengaku berasal dari Sidoarjo. Dari tangan perempuan tersebut, polisi juga menemukan secarik kertas yang terkait dengan ritual.

"Membawa kertas bertuliskan menunjukkan dirinya orang jalanan. Tidur di jalanan pengakuannya sedang ritual Jawa," kata Ridwan.

Menurut Ridwan, dari hasil pemeriksaan, perempuan tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda sebagai penculik anak. Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak reaksioner menyikapi isu penculikan.

"Maraknya berita di sosmed tentang penculikan anak, dicek dulu kebenaran beritanya hoaks atau tidak. Di sosmed Humas Polri di IG nya sering memberi informasi dan klarifikasi apakah berita itu fakta atau hoaks," paparnya.

"Kita harus bijak apabila mendapat share video tentang penculikan jangan dishare lagi, disaring dulu, sehingga tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Selain itu kita juga harus tetap waspada tentang keamanan anak-anak kita dengan mengedukasi jangan langsung percaya dengan orang yang baru kenal," imbuhnya.

Dua siswa SDN 1 Blarang, Tutur, Kabupaten Pasuruan, diduga akan diculik orang yang mengendarai mobil. Mereka sempat diiming-iming dengan uang Rp 70 ribu.

Kades Blarang Darwanto mengatakan pihaknya menerima laporan dugaan percobaan penculikan di depan sekolah pada Senin (30/1/2023) sekitar pukul 10.00 WIB.

"Ada dua siswa sedang berada di depan sekolah. Sebuah kendaraan minibus hitam berhenti di depan mereka. Dua orang pria lalu menghampiri dua siswa itu. Sementara di dalam mobil sudah ada dua anak kecil," ungkap Darwanto, Selasa (31/1/2023).

Dua pria tersebut diduga mengajak dua siswa tersebut ikut masuk ke dalam mobil. Mereka mengiming-imingi memberikan uang senilai Rp 70 ribu. Namun, dua siswa tersebut menolak dan langsung berlari ke dalam sekolah.

"Dua siswa itu tidak mau menerima dan tidak jadi masuk ke mobil. Setelah itu, pelaku pergi menuju ke arah Malang," jelas Darwanto.

Setelah kejadian tersebut, Darwanto menghimbau kepada guru di beberapa sekolah dan orang tua siswa di sekitar desanya untuk lebih waspada. "Sekolah agar tetap waspada," tuturnya.

Kapolsek Tutur AKP Kusmani mengatakan petugas kepolisian sudah mendatangi TKP untuk mengecek kabar tersebut.

"Ya tidak ada percobaan penculikan karena belum ada perbuatan. Hanya ada anak-anak kecil yang ketika main dikasih uang tidak mau terus lari masuk sekolah," ungkap Kusmani.

Sementara percobaan penculikan tengah menjadi perbincangan warga Dampit, Kabupaten Malang. Itu setelah seorang pelajar SD didatangi orang tak dikenal dan kemudian diiming-iming uang Rp 50 ribu. Diduga modus tersebut memiliki tujuan menculik korban. Informasi adanya percobaan penculikan ini kemudian menyebar luas mulai pesan berantai.

Keterangan yang dihimpun menyebutkan, dugaan percobaan penculikan itu dialami pelajar perempuan bernama Nada yang duduk di bangku kelas 3 SD Negeri Baturetno 2, Dampit, Kabupaten Malang. Saat didatangi orang tak dikenal dan menawarkan untuk diantar pulang sekaligus diiming-imingi uang Rp 50 ribu, Nada menolak sambil berteriak melarikan diri.

Kapolsek Dampit AKP Agung Hartawan membenarkan adanya dugaan penculikan itu. Pihaknya sudah bertemu dengan Nada untuk mengkonfirmasi kebenarannya.

"Tadi sudah saya tanyakan kepada siswa yang bersangkutan. Dan memang didatangi oleh orang tidak dikenal menggunakan sepeda motor," ujar Agung saat dikonfirmasi wartawan, Senin (30/1/2023).

Agung melanjutkan sesuai dengan keterangan Nada. Peristiwa itu terjadi ketika ia pulang dari sekolah sekitar pukul 10.00 WIB. Tiba-tiba datang orang mengendarai motor menawarkan untuk mengantar pulang Nada sambil menjanjikan akan memberikan uang sebesar Rp 50 ribu.

"Ketika pulang sekolah sekitar pukul 10.00 WIB, lalu menawarkan untuk mengantar pulang sambil mengiming-imingi uang Rp 50 ribu," ungkap Agung.

Tawaran orang tak dikenal itupun ditolak oleh Nada dan Nada memilih untuk berlari menjauhi orang asing tersebut. "Saat lari, orang tidak dikenal itu masih sempat mengejar Nada. Namun, pengejarannya gagal saat Nada berbelok masuk ke gang sempit," beber Agung.

Polsek Dampit telah memberikan imbauan kepada warga untuk waspada dan menjaga anak-anak mereka. "Meskipun penculikan ini belum terjadi, tapi tetap harus diwaspadai, agar jangan sampai terjadi," tegasnya.

Sementara Kades Baturetno, Sukirno juga membenarkan informasi adanya dugaan aksi penculikan itu. Sasarannya adalah salah satu pelajar SD Negeri 1 Baturetno. Sukirno mengaku telah mendatangi sekolah tersebut dan ternyata benar ada upaya penculikan.

"Saat itu, Nada memang berjalan sendirian. Tidak bareng dengan teman-temannya. Tiba-tiba didatangi orang tidak dikenal," kata Sukirno.

Halaman 2 dari 5


Simak Video "Video: Polisi Ringkus Penculik Anak di Malang, Pelaku Minta Tebusan Rp 150 Juta"
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads