Polisi memberikan perhatian khusus kepada anak-anak Linawati, perempuan asal Ampelgading, Malang yang dibunuh oleh selingkuhannya bernama Sukarni. Linawati dibunuh di depan anak-anaknya.
Pendampingan psikologis dibutuhkan oleh anak-anak tersebut. Polisi tak lepas tangan begitu saja. Anak-anak korban diberi trauma healing.
"Saat kejadian, ada anak-anak korban di lokasi. Tentu membuat mereka trauma," ujar Kasat Reskrim Polres Malang Iptu Wahyu Rizki Saputro kepada wartawan, Kamis (2/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahyu menyebut, dua anak korban yang menyaksikan peristiwa itu adalah AL bocah perempuan berusia 1 tahun dan DF anak laki-laki korban berusia 8 tahun. Sementara anak korban yang lain GT (19), sedang tidak berada di rumah karena bekerja di Kabupaten Lumajang.
Akibat melihat peristiwa yang dialami ibunya, kata Wahyu, anak-anak korban mengalami trauma hingga sering merenung dan sering ketakutan.
"Tidak hanya anak-anaknya, suami sah korban, Ngadilan juga mengalami dampak psikologis. Ia kerap menolak saat diajak berbicara pascakejadian," terang Wahyu.
Untuk memulihkan kondisi mental keluarga yang ditinggalkan, Polres Malang terus memberikan pendampingan. Khususnya kepada anak-anak korban.
"Kondisi anak-anak korban sudah mulai membaik. Namun, pendampingan psikologis akan terus dilakukan sampai 100 persen pulih," tegas Wahyu.
Tidak hanya kepada anak-anak dan keluarga korban, pendampingan psikologis juga diberikan kepada warga setempat. Termasuk kepada pelajar SD yang pertama kali menemukan jenazah Sukarni gantung diri, Selasa (31/1) lalu.
"Pendampingan juga diberikan kepada pelajar sekolah dasar, karena lokasi tersangka gantung diri berada dekat sekolahan tersebut. Selain warga desa setempat," ungkap Wahyu.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang perempuan ditemukan tewas bersimbah darah, Minggu (18/12/2022). Korban ditemukan tewas di rumah suaminya Ngadilan (38) di Dusun Licin, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. Korban adalah Lina (33).
Lina dibunuh Sukarni di depan anak-anaknya. Lina tewas dengan kondisi leher hampir putus karena digorok dengan pisau. 40 hari setelah melarikan diri, Sukarni memilih mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara gantung diri di belakang SD setempat.
(dpe/dte)