Ditanya Soal Provokasi ke Bonek-Persebaya, Steward Kanjuruhan: Gak Dengar

Ditanya Soal Provokasi ke Bonek-Persebaya, Steward Kanjuruhan: Gak Dengar

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Selasa, 31 Jan 2023 16:30 WIB
Ahmad Yoni saat bersaksi di sidang Tragedi Kanjuruhan
Ahmad Yoni saat bersaksi di sidang Tragedi Kanjuruhan (Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya - Ahmad Yoni, salah satu steward yang jadi saksi di sidang Tragedi Kanjuruhan mengaku tak mendengar ada kalimat provokasi dari Aremania ke suporter lawan saat laga Arema FC vs Persebaya. Hal ini ia sampaikan saat ditanya penasihat hukum terdakwa dalam agenda pemeriksaan saksi.

Laga Arema FC vs Persebaya digelar di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu 1 Oktober 2022. Karena kedua suporter punya sejarah rivalitas tinggi, maka Bonek, suporter Persebaya dilarang hadir di Malang.

Bonek sendiri menegaskan tak akan datang ke Malang untuk mendukung Persebaya saat menghadapi Arema FC. Bonek tetap memegang kesepakatan bersama yang ditandatangani pada 2006.

Dalam kesepakatan itu, Bonek tak akan memberi dukungan langsung ke Persebaya saat main di Malang. Sebaliknya, Aremania juga tak akan datang ke Surabaya dalam laga tandang Arema. Saat itu, kesepakatan ditandatangani di Polda Jatim.

Kembali ke sidang Kanjuruhan, dalam satu kesempatan, penasihat hukum terdakwa lalu bertanya ke Yoni yang juga selaku koordinator steward. Ia ditanya apakah dalam laga ada provokasi 'Bonek jancuk dan Persebaya jancuk' yang diungkapkan Aremania di dalam stadion.

Yoni mengaku sudah tak mendengar kata-kata tersebut. Ia juga menyebut tak ada spanduk provokasi yang dibentangkan di dalam Stadion Kanjuruhan selama laga Arema vs Persebaya.

"Itu (Bonek jancuk-Persebaya jancuk) sudah lama gak dengar, karena kan Arema dan Persebaya hampir disatukan. Itu (spanduk provokasi) juga tidak ada," kata Yoni menjawab pertanyaan pengacara terdakwa di ruang Cakra Pengadilan Negeri Surabaya, Selasa (31/1/2023).

"Saya hanya dengar 'Arema loyo', karena lawan Persebaya dan Persib juga kalah sebelumnya, lalu bilang Arema loyo dan itu (hujatan) diarahkan ke (pemain) Arema," imbuh Yoni.

Kesaksian Yoni bertolak belakang dengan kesaksian Willy, saksi sekaligus salah satu Brimob yang diperintahkan melakukan penembakan gas air mata. Willy menyebut sepanjang laga, Aremania melakukan provokasi tak hanya kepada pemain Persebaya, tetapi juga untuk masuk menyerang aparat.

"Yang saya lihat pemain Arema berkumpul di tengah, kemudian turun beberapa suporter. Lalu ada provokasi dari tribun, kemudian pemain Arema masuk dan suporter mulai mengejar dan berdatangan ke arah kami," tutur Willy saat menjawab pertanyaan jaksa, Sabtu (21/1).

Laga antara Arema vs Persebaya berakhir dengan skor 2-3. Usai laga, suporter yang tak puas turun ke lapangan, pada awalnya mereka hanya menyapa dan memeluk pemain Arema. Namun aksi itu memancing massa suporter lain turun ke lapangan yang akhirnya memicu tragedi.


(abq/iwd)


Hide Ads